Ilustrasi Berdoa Setelah Sholat (Foto: Adobe Stock)
Dream – Surat Al Baqarah merupakan surat terpanjang di dalam Al Quran yang terdiri dari 286 ayat. Surat ini termasuk surat Madaniyah. Al Baqarah memiliki arti sapi betina, berisi kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah Swt kepada Bani Israil.
BACA JUGA: Keutamaan Membaca Surat Al Baqarah Agar Dilindungi Dari Setan
Surat Al Baqarah juga disebut Fustatul Quran (puncak Al Quran) sebab memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Selain itu surat Al Baqarah juga disebut dengan surat Alif lam mim seperti pada ayat pertama.
Kitab suci Al Quran merupakan penyempurna kitab-kitab terdahulu. Sehingga ia menjadi pedoman dan petunjuk bagii manusia untuk menemukan jalan yang benar. Al Quran merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Hal ini tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 2. Berikut penjelasan surat Al Baqarah ayat 2 arab, latin, arti, dan isi kandungan di alamnya.
Dikutip dari NU Online, berikut bacaan surat Al Baqarah ayat 2 lengkap arab, latin dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia:
Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudal lil muttaqiin.
Artinya:
Itu kitab tiada terdapat keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa.
Menurut Imam Baidhawi dalam Tafsir Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil menyebutkan “ Dzalikal kitab” yang berarti itu kitab, merupakan kata untuk menunjuk sesuatu yang jauh. Kata ini ditafsirkan sebagai surat Al Baqarah, al Quran, kitab atau kitab suci terdahulu.
Sementara itu, makna asal kitab adalah kumpulan, himpunan, gabungan. Sedangkan Al Qurthubi mengutip al Jundi, kitab itu gabungan dari huruf-huruf.
Tafsir Al Baqarah ayat 2 yaitu, pengertian “ tiada terdapat keraguan” menjelaskan kitab itu demikian jelas dan gamblang, sehingga orang dengan akal sehat tidak emragukannya sebagai wahyu yang mengandung mukjizat setelah menganalisanya. Tiada seorang pun meragukan kemukjizatan al Quran. (Al Baidhawi).
Apabila diperhatikan ayat “ jika kalian meragukan sebagian dari wahyu yang Kami turunkan kepada hamba Kami…(dan seterusnya)”, Al Quran tidak menjauhkan mereka dari keraguan itu. Akan tetapi memberikan jalan alternatif yang menyenangkan yati mempersilahkan mereka berusaha untuk menenang kejelasan Al Quran.
Di saat mereka tak berdaya, maka jelas bagi mereka bahwa di dalam Al Quran tiada ruang kesamaran dan pintu masuk keraguan.
Ulama lain menafsirkan kalimat “ tiada keraguan di dalamnya bagi orang yang bertakwa”. Keaguan adalah bentuk mashdar dari “ sesuatu membuatku ragu” kemudian timbul keraguan dalam dirimu. Keraguan merupakan kegelisahan jiwa dan keguncangan batin. Ia disebut juga “ syak” karena membuat jiwa resah dan menghilangkan ketenangan hati.
Tafsir Al Baqarah ayat 2 selanjutnya adalah “ Sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa” artinya sebagai petunjuk yang mengarahkan mereka pada kebenaran. Kata “ hudan” artinya petunjuk. Ada ulama yang memahaminya sebagai petunjuk yang mengantarkan pada tujuan karena itu ia dihadapkan dengan dhalalah sebagaimana firman “ la’alaa hudan aw fii dhalaalim mubiin.” Maka dari itu kata mahdi berlaku hanya untuk orang yang menerima petunjuk sampai tujuan.
Kata petunjuk secara khusus dilekatkan pada orang yang bertakwa sebab mereka menerima petunjuk dan mengambil manfaat. Meskipun demikian, petunjuk ini sifanya umum untuk orang muslim dan non muslim dengan pertimbangan hudan lin naas yang artinya sebagai petunjuk bagi manusia.
Kemudian kata Al Muttaqi merupakan bentuk tunggal dari al Muttaqiin yang berasal dari kata al wiqayah atau sangat menjaga. Definisi syariat menyebutkan al muttaqi sebagai sebutan orang yang menjaga dirinya dari hal yang kelak membahayakannya di akhirat.
Takwa dalam Al Baqarah ayat 2 ini memiliki tiga tingkatan:
Dengan demikian, menurut pendapat Al Baidhawi, kata hudan lil muttaqiin pada Al Baqarah ayat 2 dapat ditafsirkan dengan tiga jenis takwa tersebut.
Sayyidina Umar dalam Tafsir Ma’alimut Tanzil karya Imam Al Baghowi, pernah bertanya kepada Ka’ab bin Abhar tentang takwa. Ia bertanya, “ pernahkah kamu melewati jalan berduri?” Pernah.” “ Apa yang kamu lakukan?” “ Aku berhati-hati dan waspada.” “ Itulah takwa,” jawab Ka’ab.
Selain itu, Abdullah bin Umar mengatakan, “ takwa itu kau tidak melihat dirimu lebih baik dari orang lain.” Umar bin Abdul Aziz mengatakan, “ takwa itu pengabaian atas larangan Allah dan pelaksanaan atas perintah-Nya. Sedangkan anugerah-Nya setelah takwa itu merupakan sebuah kebaikan yang berlipat ganda.”
Menurut Syarh bin Hausyab, orang bertakwa itu meninggalkan apa yang sebenarnya boleh karena khawatir terjatuh pada larangan Allah. Al muttaqin secara khusus disebut pada Al Baqarah ayat 2 ini sebagai bentuk penghormatan bagi mereka karena telah jelas mengambil manfaat atas petunjuk Allah. (Al Baghowi).
Advertisement
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Mahasiswa Makan Nasi Lele Sebungkus Berdua Saat Demo, Netizen: Makan Aja Telat, Masa Bakar Halte
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Didanai Rp83 Miliar dari Google, ASEAN Foundation Cetak 550 Ribu Pasukan Pembasmi Penipuan Online