Ilustrasi (Foto: Freepik)
Dream – Apakah kamu pernah membaca sebuah teks yang berisi penjelasan mengenai suatu fenomena alam seperti gerhana matahari? Nah, teks itulah yang disebut sebagai teks eksplanasi.
Teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, bisa dalam bentuk fenomena sosial maupun alam.
Teks eksplanasi tak hanya sekedar memberikan penjelasan tentang fenomena alam, melainkan juga tentang fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya fenomena TikTok dikalangan milenial.
Hal tersebut untuk mengetahui mengapa kejadian tersebut bisa terjadi. Jadi, tujuan dari teks eksplanasi adalah untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dan menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa.
Teks eksplanasi adalah teks yang membahas tentang fenomena yang terjadi baik itu tentang fenomena alam, budaya, sosial, hingga fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk menjelaskan terjadinya sesuatu meliputi hubungan sebab dan akibat.
Teks eksplanasi memiliki susunan yang bersifat informatif. Karena berisi penggambaran suatu kejadian, mulai dari rincian kronologi hingga ulasan terkait peristiwa tersebut.
Isi teks eksplanasi bersifat fakta sehingga seringkali digunakan dalam artikel, berita, maupun essai. Teks eksplanasi lebih seperti sebuah pernyataan, bukan teks dengan kalimat perintah atau imperatif.
Ada beberapa ciri-ciri teks eksplanasi yaitu:
Membaca teks ekspalanasi akan membuat kamu lebih memahami tentang sebuah fenomena. Karena penjelasan dalam teks eksplanasi selalu diambil dari fakta-fakta yang terjadi.
Selain itu, tema-tema yang diangkat dalam teks ekspalani pun lekat dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun diantaranya jarang terjadi, seperti sebuah fenomena alam.
Berikut adalah beberapa contoh tema yang dapat dijadikan teks eksplanasi, yaitu:
Bagian ini menyampaikan permasalahan yang dibahas dalam teks eksplanasi. Berupa gambaran mengenai apa dan mengapa sebuah fenomena dapat terjadi. Pada bagian ini akan menentukan, apakah pembaca akan tertarik atau tidak melanjutkan bacaannya. Sehingga penting untuk membuat pernyataan umum semenarik mungkin.
Bagian ini menjelaskan tentang topik yang akan dibahas secara mendalam mulai dari urutan paling awal hingga akhir. Bagian ini ditulis menjawab pertanyaan bagaimana dan urutan sebab-akibat dari sebuah fenomena yang terjadi. Bagian ini ditulis selengkap mungkin. Bila fenomena yang dijelaskan semakin kompleks, maka bagian ini nantinya juga akan semakin banyak dibagian penjelasannya.
Bagian ini akan menjadi bagian akhir dari teks eksplanasi. Bagian ini berisi kesimpulan dari topik atau permasalahan yang telah dibahas. Selain itu, penulis juga dapat menambahkan saran atau opini pribadi namun tidak bersifat mempengaruhi pembaca.
Ada beberapa kaidah kebahasaan dari teks eksplanasi yang harus kamu ketahui, diantaranya:
Untuk membuat teks eksplanasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Judul: Tsunami
Tsunami atau secara etimologi berarti “ ombak besar di pelabuhan”, adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai.
Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.
Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi di zona penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih. Penyebab lainnya adalah longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar seperti meteor ke dalam air.
Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di kawasan Lingkaran Api Pasifik dan kawasan Palung Sumatra di Samudra Hindia. Risiko tsunami dapat dideteksi dengan sistem peringatan dini tsunami yang mengamati gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan analisis data perubahan air laut yang terjadi setelahnya. Jika dianggap ada risiko tsunami, pihak berwenang dapat memberi peringatan atau mengambil tindakan seperti evakuasi. Risiko kerusakan juga dapat dikurangi dengan rancangan tahan tsunami, seperti membuat bangunan dengan ruang luas, serta penggunaan bahan beton bertulang, maupun dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti pentingnya mengungsi dan menyiapkan rencana darurat dari jauh-jauh hari.
(Diambil dari berbagai sumber