Pengunggah `PR Matematika Anak SD` Minta Maaf

Reporter : Ervina
Rabu, 24 September 2014 16:41
Pengunggah `PR Matematika Anak SD` Minta Maaf
Sadar akan kesalahan yang dilakukannya beberapa saat lalu, Muhammad Erfas Maulana pun menyatakan permintaan maafnya melalui Facebook. Ia pun tak luput menyisipkan pujian dan saran untuk kurikulum 2013

Dream - Jagat media sosial sempat digegerkan dengan soal Pekerjaan Rumah (PR) matematika seorang siswa kelas II SD. Sempat menuai banyak komentar dan kontroversi, kini sang pengunggah Muhammad Erfas Maulana menyatakan permintaan maafnya atas hal yang telah dilakukannya.

Melaui akun Facebook pribadinya, pria yang mengaku mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro itu sempat empat kali mengedit permintaan maaf yang dituliskannya dengan panjang lebar. Hal ini seakan menunjukkan bentuk penyesalan atas apa yang telah dilakukannya.

" Mohon maaf, saya sudah menghebohkan media sosial beberapa hari terakhir ini. Baru saja saya mengkonfirmasi ini kepada guru. Saya juga sudah meminta maaf sebesar-besarnya kepada beliau," tulis pria yang kerap disapa Erfas.

Bahkan secara tegas ia pun meminta pengguna media sosial tidak menyalahkan guru, karena telah mengajarkan sesuai konsep dan buku yang ada. Ia juga memastikan jika materi yang diperoleh sang adik sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengedepankan penalaran siswa.

Tak lupa, pria asal Semarang ini juga menyisipkan pujian mengenai kurikulum yang banyak menuai kontroversi di kalangan pengajar di tanah air.

" Kurikulum tersebut sangat baik, siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui pengetahuan, namun juga diajari berketrampilan sehingga siswa diharapkan lebih kreatif dan bersikap agar dapat mempunyai moral yang baik saat hidup bermasyarakat," tulis kakak siswa bernama Habibi tersebut.

Erfas pun tidak dapat memungkiri jika aplikasi kurikulum 2013 membuat banyak orang tua murid yang kebingungan. Ia mencontohkan jika dulu mata pelajaran kerap terpisah, namun kini menggunakan kurikulum dimana mata pelajaran dicampur.

Ia menyebut jika siswa yang telah mendapatkan kurikulum sejak kelas 1 SD kemungkinan tidak akan merasa kebingungan dalam belajar. Beda halnya dengan mereka yang baru mendapatkan kurikulum 2013 saat sudah berada di jenjang kelas 4 SD.

Tak lupa, selain mengutarakan permintaan maaf Erfas pun memberikan saran terkait dengan penerapan kurikulum 2013.

" Saran saya adalah untuk memperbaiki buku dengan tidak hanya terfokus dengan satu cara penyelesaian, namun memberikan banyak cara penyelesaian. Disitu murid akan memilih cara sesuai pemahaman termudah masing-masing murid," tulisnya.

Hingga berita ini ditulis, permintaan maaf Erfas sudah menuai 38 komentar dengan 920 like dan dibagikan kembali oleh 507 pengguna Facebook. (Ism)

Beri Komentar