Futuristik Abis! Penampakan Riyadh Metro di Arab Saudi yang Telan Biaya Rp364 Triliun
Potret Riyadh Metro (Foto: Royal Commission For Riyadh City)
Reporter : Okti Nur
Ini menjadi sistem metro tanpa pengemudi terpanjang di dunia. Di dalam stasiunnya terdapat instalasi seni.
DREAM.CO.ID - Arab Saudi memiliki Riyadh Metro alias kereta api bawah tanah dengan total biaya pembangunan mencapai US$22 miliar atau sekitar Rp364 triliun (Rp16.568 per dollar AS).
Sistem metro yang diluncurkan pada Desember 2024 ini memiliki enam jalur berbeda yang membentang 176 kilometer dan menjadi sistem metro tanpa pengemudi terpanjang di dunia. Menghubungkan berbagai titik penting di ibu kota, termasuk Bandara Internasional King Khalid.
Sistem ini mampu menampung setidaknya 3,6 juta penumpang per hari. Riyadh Metro memiliki total 85 stasiun, dengan empat yang paling menonjol diantaranya King Abdullah Financial District (KAFD), STC, Western Station, dan Qasr Al Hokm.
Selain memukau secara visual, Riyadh Metro juga ramah lingkungan, dengan kereta hemat energi yang menggunakan sistem rem regeneratif. Setiap stasiun juga dilengkapi panel surya. Pengunjung bisa membeli kartu Darb, kartu fisik yang dapat digunakan kembali atau menggunakan aplikasi Darb.
Melansir CNN, metro beroperasi dari pukul 05.30 hingga tengah malam (Sabtu–Kamis) dan 10.00 hingga tengah malam pada Jumat. Tarif dimulai dari SAR 4 untuk tiket dua jam; SAR 20 untuk tiket tiga hari tanpa batas, dan SAR 140 untuk langganan satu bulan.
Metro Riyadh terbagi menjadi tiga jenis gerbong. Gerbong singles untuk pria yang bepergian sendirian, gerbong families untuk wanita dan keluarga, sementara first class, dikhususkan bagi penumpang dengan kartu VIP.
Stasiun Qasr Al Hokm
Terletak di kawasan bersejarah Riyadh, Qasr Al Hokm dirancang oleh firma arsitektur asal Norwegia Snøhetta, bekerja sama dengan firma desain dan konsultan ONEWORKS + CREW. Resmi dibuka pada Februari 2025, stasiun ini memiliki akses langsung ke beberapa gedung pemerintahan dan landmark penting, termasuk Istana Al-Hukm, Masjid Agung Imam Turki bin Abdullah, dan Istana Al Masmak.
Namun, stasiun itu sendiri kini telah menjadi landmark baru. Banyak penumpang berhenti sejenak untuk mengagumi desainnya yang menawan. Bagi sebagian orang, stasiun ini kini menyaingi daya tarik wisata utama.
Dengan luas 22.500 meter persegi dan kedalaman 40 meter di bawah tanah, Qasr Al-Hokm terbentang di atas tujuh lantai, dilengkapi 17 lift dan 46 eskalator.
Di dalamnya terdapat toko, instalasi seni, dan bahkan taman dalam ruangan, tempat para pelancong bisa duduk santai di bangku sambil menikmati suasana.
Sekitar 30 menit perjalanan dari Qasr Al-Hokm, terdapat Stasiun Metro King Abdullah Financial District, yang dirancang oleh Zaha Hadid Architects. Kini menjadi stasiun tersibuk di jaringan tersebut, bangunannya menampilkan fasad kisi bergelombang yang terinspirasi dari pola pasir gurun yang dibentuk oleh angin.
Di dalamnya juga terdapat karya seni, termasuk patung karya seniman Amerika Alexander Calder, bagian dari koleksi permanen Riyadh Art.
Kemudian Western Station, yang dirancang oleh firma arsitektur asal Riyadh Omrania, dibuka di distrik Al Sweedi pada bulan Januari.
STC Station, yang menghubungkan dua jalur, dirancang oleh firma arsitektur Jerman Gerber Architekten, dengan inspirasi dari formasi batu kapur di Pegunungan Tuwaiq, Arab Saudi.