Jakarta Sales & Marketing Community, Jejaring Bisnis Santai yang Tumbuh Pesat
© 2025 COMMUNIFEST
Reporter : Hevy Zil Umami
Jakarta memang selalu punya cerita tentang pertemuan orang-orang kreatif yang haus akan koneksi baru.
DREAM.CO.ID - Jakarta memang selalu punya cerita tentang pertemuan orang-orang kreatif yang haus akan koneksi baru. Salah satunya muncul lewat komunitas yang baru berusia tiga bulan namun sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 1.500 anggota, yaitu Jakarta Sales & Marketing Community.
Komunitas ini lahir dari keresahan sederhana sang pendiri, Ressa Maulani, yang merasa butuh wadah untuk mempertemukan para profesional di bidang pemasaran.
“Sebenernya tuh aku punya networking. Dan kadang-kadang tuh susah untuk mempertemukan di satu wadah,” ujar Ressa, kepada Dream, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, pendekatan yang diusung bukan sekadar mencari klien, melainkan membangun pertemanan terlebih dahulu. “Karena menurut aku kalau sekarang pitchingnya udah beda nih. Kita harus nungguin rasa networking dulu, baru kita ke bisnis".
Dari Obrolan ke Akses
Ressa bercerita, di awal ia mempertemukan beberapa head marketing dari ADS Group serta rekan media dari perbankan. Pertemuan informal itu berkembang menjadi komunitas dengan banyak grup terpisah sesuai kebutuhan, mulai dari sales marketing, marketing & PR brand only, hingga vendor. Payung besar yang menaungi semuanya adalah Sales & Marketing Community.
Salah satu wakilnya, Saddam dari Trimar Production, mengaku langsung merasakan dampak nyata. “Salah satu contohnya, pas ada salah satu brand butuh cepat activation di mall minggu depan. Susah banget biasanya cari kontak mall dalam waktu dekat. Aku lempar ke grup, dan langsung banyak yang bantuin kasih nomor. Itu impact yang aku sendiri pribadi ngerasain,” jelasnya.
Kolaborasi Jadi Kunci
Komunitas ini memang dirancang untuk jadi tempat kolaborasi. Rian Syarizal, Sales Head dari Mahora-Mohora, menilai wadah ini sangat dibutuhkan. “Sekarang eranya itu kan kolaborasi. Nggak banyak medium seperti ini. Saya rasa untuk teman-teman di sales dan marketing khususnya di Jakarta, benefitnya banyak banget. Terutama dari segi akses informasi dan ketemu orang yang tepat,” katanya.
Meski baru lahir Juni 2025, komunitas ini sudah dua kali menggelar event. Ke depan, Ressa memastikan konsistensi jadi kunci. “Untuk rencana eventnya sih kita akan pertama konsisten dulu ya. Perbulannya kita mengadakan olahraga sama gathering. Karena dengan konsistensi itu kita akan lebih dikenal,” ungkapnya. Ia pun menyiapkan perayaan besar di ulang tahun pertama komunitas tahun depan.
Networking dengan Cara Menyenangkan
Berbeda dari gaya lama yang kaku, komunitas ini menawarkan cara baru membangun relasi. Mulai dari fun walk, olahraga golf, hingga rencana mengadakan tenis dan padel. Semua dibuat santai, tanpa tekanan pitching yang seringkali terasa canggung.
“Kita jadi teman dulu, baru networking lebih jauh untuk bisnis,” tutur Ressa.
Uniknya, komunitas ini juga punya SOP komunikasi ketat. Grup WhatsApp hanya aktif dari pukul 9 pagi sampai 6 sore.
“Weekend kita juga close. Jadi kayak restoran, ada jam kerja. Supaya semua tetap nyaman,” jelas Ressa sambil tertawa.
Bukan Sekadar Networking
Bagi Ressa, komunitas ini juga wadah pembelajaran. Ia kerap memberi arahan kepada anggota soal etika komunikasi, pitching singkat, hingga public speaking.
“Aku revisi satu-satu. Bagusnya kayak gini Kak, jangan panjang-panjang. Karena ini bukan client langsung, ini teman dulu. Jadi aku build the confidence sama mereka,” katanya.
Bahkan ada momen di mana anggota yang awalnya introvert bisa belajar lebih percaya diri. Seperti Max dari Densu, yang mengaku terbantu oleh atmosfer komunitas.
“Komunitasnya seru, ini mendorong introvert-introvert untuk berbaur. Nggak boleh introvert di sini, wajib jadi extrovert pelan-pelan,” ucapnya sembari tersenyum.
Harapan yang Lebih Besar
Meski saat ini fokus di Jakarta, Ressa tidak menutup kemungkinan ekspansi. Namun untuk sementara, ia ingin memperkuat basis yang ada. “Goal kita juga at least 50% tetap bertemu. Baru nanti kalau udah lebih besar, kita pede untuk leverage,” jelasnya.
Bagi yang ingin bergabung, syaratnya sederhana: harus berbadan hukum PT dan bukan personal selling. Pendaftaran bisa dilakukan lewat Instagram @jkt.salesmarketing atau LinkedIn resmi komunitas.
Di balik semua itu, ada satu pesan yang terus diulang Ressa, empati. “Kenapa mereka build trust ke aku? Karena aku juga ingat momen. Walaupun ketemu orang banyak, aku ingat satu-satu. Bukan only for business, tapi buat orangnya juga,” tuturnya.
Dari cara ia mengingat anggota, hingga bagaimana komunitas ini menjaga kehangatan. Jakarta Sales & Marketing Community bukan sekadar wadah networking, melainkan ruang pertemanan yang membuka peluang lebih besar.
Mau Diliput Juga?
Ingin komunitasmu diliput oleh tim kami? Yuk gabung di Communifest!