Nonton Jadi Lebih Seru, Ikut Aja 5 Komunitas Film di Indonesia
Ilustrasi Nonton Film (Foto: Unsplash/Krists Luhaers)
Reporter : Okti Nur
Berikut ini daftar lima komunitas film di Indonesia.
DREAM.CO.ID - Sebuah komunitas terbentuk dengan berbagai macam kesamaan, termasuk penyuka film yang berkumpul membentuk sebuah komunitas. Komunitas film juga semakin banyak berdiri di berbagai daerah, tak hanya sebagai penikmat seni, mereka juga turut berkarya bersama.
Komunitas film di Tanah Air sudah muncul sejak berpuluh tahun yang lalu. Melansir GNFI, saat ini komunitas film berada di gelombang ketiga.
Gelombang pertama berlangsung pada tahun 1930–1960-an, gelombang kedua pada tahun 1970–1990-an, dan gelombang ketiga dimulai menjelang tahun 2000-an.
Berikut ini daftar lima komunitas film di Indonesia:
1. Komunitas Film Pendek Jakarta
Komunitas Film Pendek Jakarta (KFPJ) sudah berdiri sejak 2015. KFPJ memiliki anggota dari berbagai latar belakang, mulai dari pemula hingga orang yang sudah berpengalaman dalam dunia perfilman
Kegiatan dalam komunitas film ini dilengkapi dengan menonton film, berdiskusi, hingga memproduksi film, loh. Berbagai karya yang diproduksi oleh KFPJ dapat ditonton melalui YouTube “Film Pendek Jakarta”.
2. Komunitas Film Kupang
Komunitas yang didirikan sejak 2013 ini juga mewadahi anggotanya untuk memproduksi karya sinema. Salah satu judul film pendek yang pernah dibuat adalah Siko. Ini merupakan karya fiksi yang menceritakan kehidupan sebuah keluarga pasca referendum 1999 di Timor Leste.
Komunitas Film Kupang berlokasi di Kec. Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, anggota dari komunitas ini diajak berdiskusi seputar film dan diajarkan bagaimana memproduksi sebuah film. Tak hanya itu, komunitas ini juga kerap melibatkan masyarakat untuk menikmati film bersama.
3. Komunitas Tunanetra Cinta Film Indonesia
Film bisa dinikmati oleh siapa saja, termasuk para penyandang tunanetra. Inilah yang melandasi berdirinya Komunitas Tunanetra Cinta Film Indonesia, yang membantu tunanetra untuk menikmati film bersama pembisik atau pendeskripsi suara.
Komunitas ini digagas oleh pegiat film Indonesia dari Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI). KTCFI kerap mengadakan acara menonton “sinema berbisik”.
Melalui kegiatan tersebut, tunanetra bisa memahami film secara keseluruhan melalui imajinasinya, bukan hanya dialog film. Pembisik pun akan mendeskripsikan adegan film. Adapun film yang biasanya diputar ialah film Indonesia yang memiliki gambaran adegan per adegan dengan jelas.
4. Layar Taman
Komunitas selanjutnya adalah komunitas Layar Taman yang berlokasi di Talang Semut, Kota Palembang, Sumatra Selatan. Komunitas ini berdiri pada tahun 2014 untuk mewadahi mewadahi pengembangan kemampuan dan keahlian pembuat film (filmmaker).
Anggota komunitas ini tidak harus memiliki dasar ilmu perfilman untuk menjadi. Setiap bulannya, Layar Taman rutin mengadakan acara eksibisi dan edukasi film yang membahas satu judul film, baik film nasional maupun film lokal.
5. Komunitas Perfilman Intertekstual
Komunitas Perfilman Intertekstual (KoPI) menjadi salah satu komunitas yang eksis dari sekian banyak komunitas film dokumenter di Indonesia. Komunitas ini berdiri sejak 22 Maret 2001, yang diinisiasi oleh anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Gelanggang Seni Sastra Teater Film (GSSTF) Universitas Padjadjaran.
Dalam tahun pertama berdirinya, KoPI memproduksi karya film dokumenter berjudul Buruh Anak Cibaduyut yang menceritakan tentang buruh anak di daerah industri Cibaduyut, Bandung.
KoPi juga memiliki jargon “Film Dokumenter untuk Perubahan Sosial”. Komunitas ini menitikberatkan perhatian pada isu-isu sosial, politik, budaya, dan hak asasi manusia dalam setiap karya film dokumenter mereka.