29 Pekerja Migran Indonesia Selamat dari Kebakaran Maut Hong Kong, Tiga Masih Dicari
Ilustrasi Api | Foto: Unsplash
Reporter : Abidah
Kepolisian Hong Kong memastikan bahwa 29 dari 32 PRT asal Indonesia yang sebelumnya dilaporkan hilang atau tanpa kabar oleh konsulat, kini telah dikonfirmasi dalam kondisi selamat.
DREAM.CO.ID – Di tengah duka mendalam akibat kebakaran gedung Wang Fuk Court di Tai Po yang menewaskan 159 orang, kabar melegakan datang bagi komunitas pekerja migran Indonesia.
Kepolisian Hong Kong memastikan bahwa 29 dari 32 Pekerja Rumah Tangga (PRT) asal Indonesia yang sebelumnya dilaporkan hilang atau tanpa kabar oleh konsulat, kini telah dikonfirmasi dalam kondisi selamat.
Dilansir dari Hong Kong Free Press pada Kamis (4/12/2025) Kepala Inspektur Unit Penyelidikan Korban Kepolisian, Karen Tsang, mengonfirmasi keselamatan para pekerja tersebut pada hari Rabu (3/12/2025).
Tsang mengungkapkan bahwa sebagian pekerja terhindar dari tragedi tersebut karena faktor lokasi, di mana 13 orang dipastikan sudah tidak bekerja di Wang Fuk Court akibat telah berpindah majikan saat peristiwa terjadi.
Meskipun demikian, nasib tiga pekerja Indonesia lainnya masih belum dapat dipastikan. Pihak kepolisian menyatakan telah meminta informasi tambahan dan lebih rinci dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) terkait tiga warga negara tersebut, mengingat data awal yang diberikan oleh pihak konsulat dinilai belum lengkap untuk proses pelacakan di lapangan.
9 WNI Meninggal dan 140 Orang Bekerja di Lokasi
Sebelum adanya pembaruan data mengenai korban selamat ini, Kementerian Luar Negeri RI telah mengonfirmasi bahwa sembilan WNI termasuk dalam daftar korban tewas pasca-identifikasi korban dilakukan. Selain korban jiwa, satu WNI dilaporkan masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Berdasarkan data KJRI Hong Kong, tercatat sekitar 140 WNI, yang seluruhnya merupakan pekerja rumah tangga, bekerja di kawasan apartemen Wang Fuk Court. Dari jumlah tersebut, 125 orang di antaranya telah berhasil dikonfirmasi keberadaan dan kondisinya. Sementara itu, 5 WNI lainnya masih terus diverifikasi keberadaan dan kondisinya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Yvonne Mewengkang, menyatakan bahwa KJRI telah membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk berkoordinasi dengan keluarga korban di tanah air. Satgas ini bertugas memberikan dukungan, memfasilitasi kebutuhan informasi, serta menjawab pertanyaan dari keluarga yang terdampak.
Yvonne menambahkan bahwa proses identifikasi masih terus berjalan. Beberapa korban memerlukan verifikasi lebih lanjut, termasuk pengambilan sampel DNA dari kerabat untuk mempercepat proses pencocokan. Mengingat tahapan ini masih berlangsung bersama otoritas setempat, jadwal pemulangan jenazah para korban belum dapat ditentukan.
Perbandingan dengan Komunitas Migran Lain
Keselamatan mayoritas PRT Indonesia yang baru ditemukan ini menjadi sedikit angin segar di tengah fakta bahwa kelompok pekerja migran turut menjadi korban signifikan. Data otoritas setempat mencatat bahwa di antara total korban jiwa yang telah teridentifikasi, terdapat 10 pekerja rumah tangga asing.
Sebagai perbandingan, dari 94 pekerja rumah tangga asal Filipina yang terdaftar bekerja di kompleks perumahan tersebut, 92 orang dipastikan selamat, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka-luka.
Pihak berwenang Hong Kong menegaskan akan terus berkoordinasi dengan konsulat negara-negara terkait untuk menghubungi keluarga korban di luar negeri dan memberikan dukungan yang diperlukan. Hingga kini, total korban tewas mencapai 159 orang dengan 31 penghuni gedung masih dinyatakan hilang.