Bella Shofie Putuskan Mundur dari DPRD Kabupaten Buru di Tengah Krisis Kepercayaan Publik
© 2025 Https://www.instagram.com/bellashofie_rigan
Reporter : Hevy Zil Umami
Antara Popularitas dan Tanggung Jawab Publik
DREAM.CO.ID - Akhir Agustus 2025, Indonesia diguncang krisis kepercayaan terhadap lembaga DPR. Sorotan publik mengarah pada keputusan kenaikan gaji dan tunjangan rumah anggota DPR yang dianggap tidak sejalan dengan kondisi ekonomi rakyat. Kebijakan itu memicu kemarahan karena dianggap tidak proporsional, sementara banyak masyarakat masih berjuang di tengah keterpurukan ekonomi.
Situasi makin panas ketika beredar video sejumlah anggota DPR, termasuk figur publik, berjoget dalam rapat tahunan MPR. Aksi itu memancing kritik keras lantaran dinilai tidak peka terhadap penderitaan rakyat. Gelombang protes pun merebak. Demonstrasi besar dimulai di Jakarta pada 25 Agustus, lalu menyebar ke berbagai daerah, termasuk Makassar, yang berujung ricuh. Di Makassar, gedung DPRD setempat dibakar massa, menelan empat korban jiwa dan puluhan orang terluka.
Pengunduran Diri Bella Shofie
Di tengah ketegangan itu, Bella Shofie (nama asli Sopinah Rutami Nasution) mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan anggota DPRD Kabupaten Buru. Melalui unggahan Instagram pada 21 Agustus 2025, Bella menyampaikan bahwa ia sudah menyerahkan surat resmi mundur ke DPW Partai NasDem Maluku sejak 14 Agustus.
Dalam pernyataannya, Bella memohon maaf kepada publik dan mengaku keputusannya lahir dari renungan panjang. Ia merasa berada di persimpangan antara tugas publik dan tanggung jawab keluarga. “Suara seorang anak yang membutuhkan kasih sayang… demi martabat Partai NasDem, saya memilih untuk menepi,” tulisnya. Bella menegaskan keputusan tersebut bukan karena tekanan pihak mana pun, serta berjanji tetap berkontribusi melalui kegiatan sosial sebagai kader partai.
Simpati dan Kritik
Pengumuman itu menuai simpati di media sosial. Banyak yang menilai langkah mundur Bella sebagai bentuk kejujuran mengakui keterbatasannya dalam menjalankan amanah rakyat. Namun, di sisi lain, sejumlah kritik mengemuka terkait rekam jejak kehadirannya di DPRD.
Sejumlah laporan menyebut Bella absen hampir 11 bulan berturut-turut sejak dilantik, baik dalam rapat paripurna maupun reses. Bahkan enam kali sidang terlewati tanpa kehadiran sama sekali. Kondisi ini memunculkan desakan agar ia mundur jauh sebelum pernyataan resminya.
Koalisi Penuntutan Demokrasi, gabungan organisasi mahasiswa di Maluku, menggelar aksi protes pada 4 Agustus di kantor Gubernur Maluku. Mereka menuding Bella menerima gaji tanpa bekerja. “Lembaga ini bukan catwalk, ini tempat mengabdi pada rakyat,” tegas salah satu koordinator aksi.
Tak hanya demonstrasi, petisi daring dengan tagar #CopotBellaShofieRigan juga viral, menuduh Bella mendapat perlindungan politik dari suaminya, Daniel Rigan—Ketua DPD NasDem Buru sekaligus Ketua Fraksi NasDem. Gerakan Pemuda Mahasiswa Buru Jakarta ikut menyebarluaskan tuntutan tersebut.
Beberapa media bahkan menyindir posisinya sebagai simbol “makan gaji buta”, mengingat minimnya kehadiran dalam agenda legislatif.
Antara Popularitas dan Tanggung Jawab Publik
Kasus Bella Shofie mencerminkan dilema antara popularitas seorang figur publik dengan tanggung jawab sebagai wakil rakyat. Keputusan mundurnya memang diapresiasi sebagian pihak sebagai bentuk tanggung jawab pribadi, tetapi tudingan soal ketidakpatuhan tugas tetap membayangi.
Hingga kini, klarifikasi resmi terkait tuduhan absensi panjang dan kinerja minim belum disampaikan langsung oleh Bella maupun oleh Partai NasDem di tingkat kabupaten. Publik pun masih menunggu penjelasan lebih lanjut, di tengah semakin menguatnya tuntutan transparansi terhadap para wakil rakyat.