MRT Cikarang-Balaraja Dibangun 2026, Jadi Jalur Utama Timur-Barat Jabodetabek
MRT Jakarta / Foto: Dok. MRT
Reporter : Abidah
Akan dilakukan kajian potensi pengembangan lahan dan properti di sekitar rute proyek.
DREAM.CO.ID - Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta terus bergerak maju. PT MRT Jakarta (Perseroda) resmi menandatangani nota kesepahaman dengan PT Deltasari Adipratama untuk melakukan kajian pengembangan lahan di sepanjang jalur lin timur-barat fase 1 tahap 1. Jalur ini akan menjadi bagian awal dari rencana besar yang menghubungkan Cikarang (Jawa Barat) hingga Balaraja (Banten).
Penandatanganan kerja sama dilakukan di Gedung Transport Hub, Dukuh Atas, pada Rabu, 5 November 2025. Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, Farchad Mahfud, serta Direktur PT Deltasari Adipratama, Barawidjaya dan Lenny Wijaya.
Persiapan Menuju Tahap Pembangunan
Langkah ini menjadi bagian dari persiapan pembangunan tahap pertama jalur MRT timur-barat yang akan dimulai pada 2026 mendatang. Melalui kerja sama tersebut, kedua perusahaan akan melakukan kajian potensi pengembangan lahan dan properti di sekitar rute proyek, termasuk akses menuju stasiun dan penentuan lokasi yang paling efisien untuk pembangunan stasiun baru.
“Penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan bentuk komitmen PT MRT Jakarta (Perseroda) untuk mendukung pengembangan jalur MRT Jakarta, khususnya lin timur-barat, termasuk pengembangan kawasan berorientasi transit di sepanjang koridor MRT Jakarta tersebut,” jelas Farchad Mahfud, Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda), dalam keterangan resminya.
“Harapannya, kita bisa menghasilkan integrasi antarmoda dengan bangunan di sekitarnya yang pada akhirnya mempermudah mobilitas masyarakat di Jakarta, bahkan Jabodetabek,” ujarnya.
Dibiayai Bersama JICA dan ADB
Tahap pertama proyek ini akan dibangun dengan pembiayaan bersama (co-financing) dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB). Jalur sepanjang 24,5 kilometer ini akan membentang dari Tomang, Jakarta Barat, hingga Medan Satria, Bekasi, serta tambahan 5,9 kilometer menuju depo di Rorotan, Jakarta Utara.
Setelah seluruh tahapnya selesai, jalur MRT timur-barat akan memiliki panjang total sekitar 84 kilometer dan menjadi tulang punggung transportasi baru Jabodetabek, melengkapi jalur selatan-utara yang saat ini sudah beroperasi.
Fokus pada Pengembangan Kawasan Sekitar Stasiun
Melalui kerja sama dengan PT Deltasari Adipratama, MRT Jakarta akan melakukan kajian potensi pengembangan lahan dan properti di sekitar jalur proyek. Kajian ini juga mencakup analisis aksesibilitas ke dan dari stasiun, serta penentuan lokasi strategis untuk stasiun baru agar efisien dan terintegrasi dengan kawasan sekitar.
Penjajakan awal ini akan berlangsung selama dua tahun, mencakup studi teknis dan tata ruang untuk memastikan proyek ini tidak hanya memperluas jaringan transportasi, tetapi juga menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di sepanjang jalur MRT.
Langkah Strategis Menuju Ekspansi ke Jawa Barat
Farchad menambahkan, kerja sama ini diharapkan menjadi langkah awal pengembangan MRT ke wilayah Jawa Barat, sejalan dengan rencana ekspansi jaringan transportasi terpadu Jabodetabek.
“Proyek ini bukan hanya soal membangun rel, tetapi juga menciptakan konektivitas baru bagi jutaan warga di timur dan barat Jakarta,” ujarnya.
Dengan proyek ini, diharapkan masyarakat di wilayah padat seperti Bekasi, Cikarang, dan Balaraja dapat menikmati akses transportasi publik yang cepat, efisien, dan terintegrasi dengan moda lain seperti KRL, LRT, dan TransJakarta.