Riset: Si Paling AI, Orang Indonesia Ngebet Liburan Mancanegara pada Tahun 2026
Ilustrasi (Foto: Freepik.com/jcomp)
Reporter : Okti Nur
Sebanyak 34% wisatawan Indonesia berencana bepergian ke luar negeri pada tahun 2026.
DREAM.CO.ID - SiteMinder merilis laporan terbaru bertajuk SiteMinder’s Changing Traveler Report 2026, yang menunjukkan riset wisatawan di berbagai negara. Turis Indonesia dinilai paling 'melek' dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan paling antusias menyongsong liburan dibandingkan wisatawan negara lain pada tahun 2026.
SiteMinder merupakan platform riset konsumen di dunia terkait industri akomodasi melibatkan 12.000 wisatawan dari 14 negara, termasuk Indonesia, Thailand, Australia, Tiongkok, Prancis, India, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat.
Temuan laporan menunjukkan temuan bahwa 51% wisatawan Indonesia memiliki ‘keinginan yang jauh lebih kuat’ untuk bepergian dalam setahun ke depan (tertinggi di dunia) meskipun kondisi global masih penuh ketidakpastian. Di kalangan milenial Indonesia, angka ini meningkat menjadi 57%.
Sebanyak 34% wisatawan Indonesia berencana bepergian ke luar negeri pada tahun 2026, 17% akan tetap bepergian di dalam negeri, dan 49% akan melakukan keduanya.
Tujuan Wisatawan Indonesia Tahun 2026
Jepang menjadi destinasi internasional paling diminati dengan 45%, disusul Singapura (28%) dan Korea Selatan (25%). Di dalam negeri, 69% akan berwisata ke Pulau Jawa, 27% ke Sumatra, dan 26% ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara.
Selain itu, separuh wisatawan Indonesia (51%) akan bepergian bersama keluarga, sebuah tren konsisten yang menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia merupakan salah satu yang paling berorientasi keluarga di dunia, sama dengan Singapura.
WNI Jadi Paling Aktif Pakai AI
Laporan ini juga menunjukkan keterbukaan yang semakin besar WNI terhadap adopsi AI.
"Wisatawan Indonesia tercatat sebagai yang paling antusias dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan pengalaman menginap di hotel," demikian dikutip dari laporan.
Sebanyak 59% responden Indonesia menilai fitur paling menarik adalah rekomendasi instan, informasi terkait objek wisata lokal, dan pemesanan fasilitas hotel melalui concierge yang didukung AI.
Disusul oleh contactless check-in dan check-out sebesar 55%, teknologi kesehatan seperti sleep tracking dan pemantauan kualitas udara sebesar 53%, serta fitur ramah lingkungan sebesar 50%.
Dalam merencanakan perjalanan, tiga dari lima wisatawan Indonesia (60%) menyebut bahwa ringkasan ulasan hotel berbasis AI akan menjadi fitur paling bermanfaat tahun depan. Angka ini bahkan meningkat menjadi 63% di kalangan Gen Z. Pemantauan harga kamar dan informasi peringatan berada di urutan berikutnya dengan 56%, diikuti oleh perencanaan personal dengan 55%.
Wisatawan Indonesia akan mencari referensi akomodasi untuk perjalanan tahun 2026 terutama melalui online travel agency (OTA) atau situs pemesanan sebesar 38%, naik dari 25% di tahun lalu. Meskipun hanya 8% yang akan menggunakan asisten AI, angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan wisatawan dari negara lain.
Saat tiba waktunya memesan, wisatawan Indonesia tetap menjadi yang paling mungkin di dunia menggunakan OTA, mencapai 59%.