Perawatan Kulit Remaja/ Foto: Shutterstock
Dream - Kulit merupakan bagian tubuh yang wajib kita rawat. Memiliki kulit sehat dan terawat menjadi impian banyak orang, namun apakah kamu sudah merawatnya dengan tepat?
Banyaknya informasi terkait cara merawat kulit terkadang membuat kita bingung. Untuk merawat kulit dengan tepat, kamu harus bisa mengenali terlebih dahulu kondisi dan jenis kulit yang kamu miliki.
Pada remaja, kondisi kulit biasanya sangat dipengaruhi hormon pertumbuhan. Masalah yangs ering muncul adalah jerawat, kulit kusam dan kering.
Tentunya, perawatan kulit harus dilakukan sedini mungkin. Terutama pada usia remaja, di mana krisis kepercayaan diri kerap terjadi.
© shutterstock
Kulit remaja sebenarnya tidak perlu dirawat secara berlebihan. Lakukan saja langkah-langkah berikut dengan konsisten.
Tentu kulit yang kotor, dapat memunculkan terjadinya banyak permasalahan kulit. Oleh sebab itu, pastikan selalu membersihkan kulit dengan maksimal.
Kamu bisa memilih pembersih wajah yang lembut, untuk membersihkan kotoran di wajah. Double cleansing juga bisa kamu lakukan dengan menggunakan micellar water untuk mengangkat kotoran dengan maksimal. Baru setelah itu menggunakan sabun pembersiih wajah.
Kulit kering maupun kulit berminyak, tetap membutuhkan pelembap. Pilih pelembap yang formulanya ringan. Cari yang mengandung sunscreen atau formula SPF (sun protection formula.
Jangan pernah lewatkan penggunaan sunscreen, jika tidak ingin kulit rusak. Menggunakan sunscreen dapat membuat wajahmu terlindungi dari dampak buruk sinar matahari. Tidak menggunakan sunscreen dapat membuat beberapa permasalahan kulit muncul, seperti kulit kusam, noda hitam, dan kulit sensitif.
Benar sekali, kulit remaja juga membutuhkan eksfoliasi agar sel-sel kulit mati terangkat. Hindari menggunakan eksfoliasi yang berbentuk kimia saat masih remaja, dan cobalah untuk memilih eksfoliasi fisik yang butirannya lembut, serta tidak kasar untuk kulit. (mut)
Sumber: Femina.in
Dream – Tak hanya khasiatnya, Sahabat Dream harus mulai memperhatikan kandungan dari produk kecantikan ketika sedang membelinya. Hal yang tak kalah penting adalah memastikan kecocokan produk tersebut dengan kebutuhan serta kondisi kulitmu.
Bukan tidak mungkin kulitmu bisa mengalami masalah jangka pendek maupun jangka panjang jika luput memerhatikan kandungan pada produk kosmetik.
Masalah salah memilih produk kecantikan karena kandungan yang tak sesuai tidak selamanya bisa diatasi dengan mudah. Apalagi jika bahan yang digunakan berbahaya. Wajahmu bisa mengalami iritasi yang cukup parah dan lama.
Salah satu kandungan kosmetik yang harus diperhatikan pemakaiannya adalah Phthalate. Kandungan ini sering ditambahkan ke produk kosmetik dan perawatan kulit untuk membantu mempertahankan aroma dan warna.

Phthalate juga bisa ditemukan dalam produk sehari-hari, seperti detergen, cat kuku, hair spray, bahkan kemasan makanan. Sumber terkemuka menyatakan bahwa kandungan tersebut dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan, khususnya pada anak-anak dan ibu hamil.
Penelitian di tahun 2000 menunjukkan bahwa phthalate menghalangi produksi testosteron. Sementara peneliti di New York University's Grossman School of Medicine pada 2021 menemukan bahwa paparan bahan kimia setiap hari dapat menyebabkan sekitar seratus ribu kematian dini di antara orang berusia lanjut di Amerika setiap tahunnya.
Dilansir dari Health, penelitian tersebut dilakukan dengan mengamati lima ribu orang berusia 55-64 tahun dan menemukan bahwa mereka yang memiliki konsentrasi phthalate tinggi dalam urin, lebih berpotensi meninggal karena penyakit jantung daripada mereka yang terpapar dengan tingkat rendah.

Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan jurnal Environmental Pollution yang tidak menemukan hubungan langsung antara paparan phthalate dan kematian dini.
“ Kita sudah tahu phthalate mengacaukan hormon seks pria yakni testosteron yang merupakan prediktor penyakit kardiovaskular orang dewasa. Kita juga tahu bahwa paparan ini dapat berkontribusi pada berbagai kondisi yang berkaitan dengan kematian seperti obesitas dan diabetes,” ujar penulis jurnal, Leonardo Trasande.
Penyumbatan testosterone akibat phthalate selama periode prenatal menyebabkan banyak hasil kesehatan negatif seperti kondisi perkembangan reproduksi pria, kanker testis, peningkatan infertilitas pria, dan jumlah sperma yang rendah.
Selain itu, penelitian tahun 2018 dari Pusat Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Anak Berkeley menemukan bahwa anak perempuan yang terpapar Monoethyl phthalate mengalami pubertas dini yang meningkatkan risiko kanker reproduksi, seperti kanker payudara atau kanker ovarium.
Ada pula risiko masalah kesehatan mental pada anak perempuan yang memasuki masa pubertas lebih awal. “ Penelitian NYU ini mengkhawatirkan dan menyoroti betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang bagaimana paparan sehari-hari terhadap banyak bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan kita,” kata Heather Patisaul, juru bicara Endocrine Society.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia

10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu

KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang

4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal

Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!

Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu


Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud

AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
