Ilustrasi (Sumber: Sustainability.tufts.edu/)
Dream - Para penikmat steak atau makanan berbahan daging lainnya, harus mulai pintar mengonsumsi makanan kaya protein ini. Perlunya mengurangi porsi makan daging jika ingin kehidupan planet bumi berlansung lebih lama.
Sebuah studi para peneliti di universitas terkemuka di Cambridge dan Aberdeen menemukan, produksi pangan yang tak terkontrol bisa memperbesar emisi gas rumah kaca pada tahun 2050.
Para peneliti menemukan, pertumbuhan jumlah penduduk dan pergeseran global menuju 'konsumsi daging besar-besaran' di Barat berdampak hasil pertanian dunia, yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pangan bagi 9,6 miliar penduduk dunia dalam 30 tahun.
Para para ahli dari University of Cambridge dan University of Aberdeen, menyebut peningkatan penggundulan hutan, penggunaan pupuk dan emisi metana yang dihasilkan peternakan, cenderung menyebabkan emisi gas rumah kaca dari produksi pangan naik hampir 80 persen.
" Pertanian belum tentu salah di sini - tapi konsumsi makanan yang jadi perhatian kami," Peneliti utama Bojana Bajzelj, dari departemen teknik University of Cambridge seperti dikutip dari laman Dailymail.co.uk, Rabu, 3 September 2014.
Para peneliti menyerukan agar penduduk bumi segera menemukan cara-cara baru dalam memenuhi ketahanan pangan global tanpa perlu membuka area baru.
" Pengolahan limbah makanan dan konsumsi daging yang tidak berlebihan dalam diet yang lebih seimbang adalah pilihan yang tepat," ujar Bajzelj.
Menurut studi di Nature Climate Change, tren produksi pangan saat ini akan meningkatkan kebutuhan lahan pertanian menjadi 42 persen pada tahun 2050. Tak hanya itu, kebutuhan pupuk juga meningkat 45 persen dari saat tahun 2009.
Imbasnya, sepersepuluh hutan tropis yang masih perawan di dunia akan lenyap dalam 35 tahun ke depan.
" Kecuali kita membuat beberapa perubahan serius dalam tren konsumsi pangan, kita harus benar-benar membuang karbon di sektor energi dan industri agar tetap dalam misi menghindari perubahan iklim yang berbahaya," ujar penulis dalam penelitian tersebut, Profesor Pete Smith, dari University of Aberdeen
" (Tapi) Itu hampir mustahil. Jadi, selain mendorong pertanian berkelanjutan, kita perlu berpikir ulang tentang apa yang kita makan."
Rekan penulis lainnya Prof Keith Richards mengatakan hasil penelitian ini tak ada kaitannya untuk mengajak masyarakat untuk beralih menjadi vegetarian, " Ini adalah argumen tentang makan daging dalam jumlah yang masuk akal sebagai bagian dari diet sehat dan seimbang," tegasnya. (Ism)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
