Chef Vindex Tengker (Foto: Dream.co.id/Okti Nur Alifia)
Dream - Masakan dengan olahan daging sapi menjadi primadona bagi lidah warga Indonesia. Mulai dari steak, rendang, sate dan masih banyak sajian kuliner yang memanfaatkan daging sapi.
Namun pernahkah Sahabat Dream memasak daging sapi tapi hasilnya alot, kurang juicy, dan merasa sia-sia setelah mencicipinya? Jangan khawatir, Chef Vindex Tengker yang sudah berpengalaman lebih dari 31 tahun berkelana di dunia kuliner membagikan rahasianya.
Chef yang juga pernah menjadi juri Master Chef Indonesia itu mengatakan bahwa pemilihan daging adalah yang utama. Kita harus mengetahui daging bagian mana yang cocok untuk disulap menjadi masakan yang kita inginkan.
“ Kita harus tahu daging bagian mana untuk masak apa. Karena ada daging yang bisa dimasak dry cooking methods kaya keringan misalkan kaya di sate, tumis atau apa gitu sama yang dimasak lama atau wet cooking,” kata Chef Vindex dalam acara Grand Final MLA National Butchery and Cooking Competition 2022 di Jakarta, Rabu 23 November 2022.
Mengetahui daging mana yang cocok akan berpengaruh pada hasil masakan. Chef Vindex menambahkan, terkadang ada daging yang sebenarnya mempunyai kualitas bagus, namun hasilnya justru kering, kurang juicy, dan tidak ada rasa.
“ Lama-lama dari kebiasaan kita tahu mana yang pas buat masak lama mana yang buat masak tumis atau bikin sate,” tutur chef yang juga pernah berkecimpung menjadi Presiden Juri Bocuse D’Or Asian Finals dan Global Finals hingga menjadi Ketua Juri Top Chef Indonesia Season 1 SCTV itu.
Chef Vindex mencontohkan, daging sapi bagian rump ada yang bisa dimasak untuk sate. Lain halnya bagian betis yang tidak bisa dimasak untuk sate. “ Kalau sirloin daging yang bisa dibikin steak terus dibikin rendang ya kering,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Meat & Livestock Australia telah menggelar National Butchery and Cooking Competition yang diadakan di Indonesia unyuk pertama kalinya. Kompetisi ini memberikan kesempatan bagi chef muda dan profesional untuk memamerkan keterampilan mereka.
Empat kota yang diwakili para finalis dalam kompetisi ini berasal dari Jakarta, Bali, Yogyakarta dan Bandung.
Para chef mendapatkan kebebasan untuk memilih potongan daging sapi Australia bagian tanjung (rump) yang akan digunakan seperti untuk rump steak, roast, rostbif, cap, center, dan medallion.
Pada babak Grand Final, kategori Chef Muda (dari Sekolah Kuliner) terdiri dari Podomoro University (Jakarta), Elizabeth International (Bali), Sahid (Yogyakarta), dan Akademi Pariwisata NHI (Bandung).
Sedangkan empat tim dari kategori Chef Professional terdiri Bakerman Restaurant (Jakarta), The St. Regis Bali Resort (Bali), Hotel Tentrem (Yogyakarta), dan Apero Coffee and Co (Bandung).
Pemenang dipilih oleh dewan juri berdasarkan beberapa kriteria termasuk rasa, presentasi, persiapan profesional dan mise-en-place serta metode kerja.
Juri untuk babak Grand Final terdiri dari chef-chef berpengalaman seperti Chef Vindex Tengker sendiri dan tiga chef lainnya yakni Chef Gilles Marx, dan Chef Stefu Santoso.
“ Karena ini bawa flavor Indonesia, jadi kita lihat seberapa jauh flavor Indonesia memadukan jenis daging yang dipakai. Dagingnya tetap terhighlight tapi rasa Indonesia tetap dapat,” kata Chef Vindex Tengker.
Setelah dilakukan penjurian, untuk kategori chef muda, juara 1 diraih Akademi Pariwisata NHI (Bandung).
Sementara itu juara chef profesional diraih oleh The St.Regis Bali Resort (Bali). Mereka masing-masing membawa hadiah uang tunai sebesar Rp7 juta.