Ilmuwan Temukan Puluhan Virus Purba di China, Seberapa Bahaya?

Reporter : Ulyaeni Maulida
Jumat, 23 Juli 2021 12:00
Ilmuwan Temukan Puluhan Virus Purba di China, Seberapa Bahaya?
Para ilmuan menemukan virus yang sebagian besar belum pernah terlihat sebelumnya.

Dream – Sekelompok ilmuan menemukan virus purba yang telah membeku dalam dua sampel es yang diambil dari Dataran Tinggi Tibet di China. Bentuk virus tersebut pun tak pernah dilihat sebelumnya.

Temuan itu diterbitkan di jurnal Microbiome. Menurut para ilmuan, virus purba berasal dari inti es yang diambil pada 2015 yang telah membeku setidaknya selama 14.400 tahun lalu.

“ Gletser ini terbentuk secara bertahap bersama dengan debu dan gas, banyak virus yang juga tersimpan di es tersebut,” ungkap Zhi-Ping Zhong, penulis utama dan peneliti di Ohio State University Byrd Polar and Climate Research Center.

Para ilmuan mengungkapkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencerminkan lingkungan masa lalu dan virus tersebut merupakan bagian dari lingkungan itu.

1 dari 2 halaman

Temukan Kode Genetik Virus

Ketika para ilmuan menganalisis inti es, mereka menemukan kode genetik untuk 33 virus. Dari ke-33 virus tersebut empat diantaranya menunjukkan bagian dari keluarga virus yang biasanya menginfeksi bakteri.

Mereka percaya virus berasal dari tanah atau tumbuhan bukan dari hewan atau manusia.

“ Ini adalah virus yang akan berkembang biak di lingkungan yang ekstrem. Virus ini memiliki tanda gen yang membantu mereka menginfeksi sel di lingkungan yang dingin,” kata Matthew Sullivan, rekan penulis studi dan direktur Pusat Ilmu Mikrobioma Ohio State.

Sullivan mengatakan teknologi yang digunakan untuk mempelajari mikroba dan virus di dalam es akan mengarah pada pencarian urutan genetik serupa di lingkungan es ekstrem lainnya. Salah satunya di Mars.

2 dari 2 halaman

Penemuan Lebih Lanjut

Penulis senior studi Lonnie Thompson mengatakan penemuan virus di gletser es akan membantu para peneliti memahami bagaimana mereka merespons perubahan iklim.

“ Kami hanya tahu sedikit tentang virus dan mikroba di lingkungan ekstrem. Dokumentasi dan pemahaman tentang itu sangat penting,” kata Thompson.

(Sumber: usatoday.com)

Beri Komentar