Ilustrasi (internation.org)
Dream - Bekerja di negara lain mungkin menjadi impian bagi sebagian orang di Indonesia. Mengenal budaya baru sekaligus mendapat penghasilan lebih baik adalah satu satu contoh keuntungan.
Setiap ekspatriat memiliki alasannya sendiri saat memutuskan menjadi pekerja di negara orang. Laman internation.org bahkan mengumpulkan tiga alasan seseorang menjadi ekpatriat.
Masing-masing negara bahkan memiliki karakter tersendiri saat menjadi ekspatriat.
Berikut adalah 10 tipe ekspatriat yang beredar di belantara dunia:
1. Penugasan Luar Negeri
Populasi: 16 persen
Asal negara; Rusia, Kenya, Brasil, Polandia, Rumania
Para ekspatriat ini biasanya bekerja selama 46,1 jam per pekan. Sebanyak 73 persen mengaku puas dengan pekerjaannya dan 77 persen sangat bahagia dengan kondisi keuangannya.
2. Ekspat Karir
Populasi: 9 persen
Asal negara: Luxemburg, Kuwait, Belgia, dan Nigeria
Para pekerja ini umumnya lulusan master dan post doctoral. Sebagian besar berprofesi sebagai guru, staf akademik, dan peneliti.
Rata-rata jam kerja 44,1 jam per pekan dengan 30 persen mengaku pendapatan lebih baik dibandingkan kampung halamannya.
3. Ekspat yang Direkrut
Populasi: 6 persen
Asal negara: Kuwait, Bahrain, Tanzania, Arab Saudi, Qatar
Sebanyak 24 persen merupakan pekerja dengan jabatan midle management dan 16 persen adalah top management. Rata-rata jam kerja 44,7 jam pr pekan.
Sekitar 34 persen memiliki pendapatan sekitar US$ 100 ribu per tahun.
4. Bekas Mahasiswa
Populasi: 6 persen
Asal negara: Amerika Serikat, Argentina, Jerman, Denmark, Prancis
Sebanyak 32 persen ekpat jenis ini umumnya masih menjadi mahasiswa. Sementara 32 persen mengaku terpaksa tinggal di negara lain karena menjalin hubungan spesial dengan seseorang.
Namun 38 persen dari ekspatriat ini mengaku baru pertama kali tinggal di negara orang
5. Pasangan traveling
Populasi: 9 persen
Asal negara: Singapura, Luxemburg, Kenya, Hong Kong, Mozambik
Sebanyak 39 persen ekspatriat ini bekerja sebagai pekerja paruh waktu. Dan 60 persen mengaku menyerah dengan karir sebelumnya dan mengaku bahagia dengan hubungannya sekarang (49%).
6. Ekspatriat romantis
Populasi: 9 persen
Asal negara: Yunani, Finlandia, Swedia, Selandia Baru
26 persen ekspat ini bekerja paruh waktu dan 44 persen mengaku kondisi keuangannya lebih buruk saat bekerja di negara lain. Bahkan 53 persen mengaku cemas dengan masa depan keuangannya.
7. Keluarga Ekspatriat
Populasi: 6 persen
Asal negara: Siprus, Yunani, Selandia Baru, Kanada, Swedia
Karena alasan keluarga, ekspatriat ini umumnya terpaksa bekerja di negara lain. Sayangnya, 32 persen diantaranya mengaku kondisi keuangannya justru semakin buruk. Dan hanya 33 persen yang bahagia tinggal di luar negeri.
Sebanyak 41 persen mengaku bisa menguasai bahasa lokal dengan baik.
8. Ekspat Pengejar Mimpi
Populasi: 7 persen
Asal negara: Australia, Kosta Rika, Spanyol, Thailand, Yunani
Inilai tipe ekspat yang bermimpi bisa tinggal di negara lain. Sebanyak 21 persen memiliki bekerja paruh waktu dan 14 persen merupakan pensiunan.
Mereka, 75 persen mengaku mudah beradaptasi dengan budaya lokal dan 45 persen berencana tinggal di negara lain.
9. Pencari Ketenangan
Populasi: 21 persen
Asal negara: Kosta Rika, Israel, Uganda, Ekuador, Panama
Mereka umumnya mencari kualitas hidup yang lebih baik. Sebanyak 16 persen merupakan entrepreneur dan pemilik bisnis.
Sebanyak 38 persen mengaku mempertimbangkan biaya hidup sebelum pindah dan 22 persen pindah karena alasan keuangan.
10. Petualang
Populasi: 12 persen
Asal negara: Ekuador, Irlandia, Tiongkok, Kazakhstan, Inggris
Ekspatriat ini mengaku mencari petualangan baru atau tantangan pribadi. Sebanyak 22 persen berencan tinggal di luar negeri antara 1-3 tahun. Karena niatnya, 36 persen mengaku sedikit menguasai bahasa lokal.