Jangan Merasa Bersalah Ketika Memilih Resign, Ini 3 Alasannya

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 3 November 2017 09:15
Jangan Merasa Bersalah Ketika Memilih Resign, Ini 3 Alasannya
Tak jarang keputusan keluar dari perusahaan membuat galau. Setuju?

Dream – Sahabat Dream, tak jarang karyawan memilih untuk mengundurkan diri padahal baru beberapa bulan bekerja. Yang nekat malah memilih resign meski baru sebulan bekerja.

Alasannya pegawai resign bisa beragam. Dari budaya kerjanya yang tak cocok, sampai beban kerja yang lebih berat. Ada pula yang berhenti kerja karena mendapatkan tempat yang lebih baik.

Di saat wawancara, kita memang bisa menggali berbagai informasi soal perusahaan yang sedang dituju. Pertanyaan personal ini akan memandu kamu apakah perusahaan ini tepat atau tidak.

Kalau terlanjur masuk dan ternyata pilihanya tak sesuai, pilihan yang kamu punya cuma dua. Bertahan atau hengkang. Jika sudah tak tahan, pilihan terakhir inilah yang diambil.

Tapi, tak jarang, lho, mereka yang memilih resign yang memiliki rasa bersalah ketika memilih resign. Misalnya, memikirkan pekerjaan jika diambil alih oleh rekan kerja, bagaimana nasib anak buah (jika menjabat sebagai manajer), dan kemungkinan akan muncul kabar tidak sedap tentang diri Anda. Nah, pemikiran-pemikiran ini tak jarang membuat perasaan menjadi galau, gelisah, gundah gulana yang berujung membuat diri tidak produktif.

Sahabat Dream, jika sudah memilih hengkang, lebih baik berhenti memikirkan perasaan bersalah. Ada tiga alasan yang harus dipahami kita harus stop feeling guilty, dilansir dari The Muse, Jumat 3 November 2017.

Profesionalisme Diharapkan Berkembang dan Tumbuh

Rekan kerja Anda tak seperti Anda. Mereka ingin tumbuh, berkembang, menghadapi tantangan, dan mengemban tanggung jawab baru. Ini adalah sifat manusia.

Jika ada rekan kerja atau atasan yang bermuram durja ketika mendengar pengumuman pengunduran diri, percayalah itu hanya sementara.

Jika Terus Merasa Bersalah, Tak Ada Gunanya

Ada, lho, karyawan yang rela melepas tawaran pekerjaan yang lebih baik hanya karena tak berani untuk menghadap atasan dan menyatakan ingin mundur dari pekerjaan. Atau ada pemikiran “ mereka tidak bisa bekerja tanpa saya”.

Nah, coba pikirkan efeknya. Jika terus-menerus larut dalam perasaan bersalah, Anda tidak akan produktif. Plus, perusahaan juga akan terkena imbasnya. Mereka akan menganggap karyawan yang tidak produktif adalah karyawan yang merugikan.

Rasa Bersalah Akan Mengganggu Kegembiraan jelang Resign

Bener banget! Sisa-sisa waktu masih-jadi-karyawan harus dimanfaatkan sebaik mungkin! Anda bisa saja mengunjungi beberapa klien atau ngobrol di kantor bareng rekan kerja segeng. Anda bisa menciptakan kebahagiaan saat momen-momen itu. Bisa tertawa dengan teman-teman di hari-hari “ terakhir” tak ada salahnya, bukan?

Jikar terus-menerus merasa bersalah karena memilih mundur dari perusahaan, mustahil momen ini bisa tercipta.

Beri Komentar