Kalau Tak Cocok Dengan Pekerjaan, Pilihan Terakhirnya Adalah Hengkang.
Dream – Sahabat Dream, tak jarang karyawan memilih untuk mengundurkan diri padahal baru beberapa bulan bekerja. Yang nekat malah memilih resign meski baru sebulan bekerja.
Alasannya pegawai resign bisa beragam. Dari budaya kerjanya yang tak cocok, sampai beban kerja yang lebih berat. Ada pula yang berhenti kerja karena mendapatkan tempat yang lebih baik.
Di saat wawancara, kita memang bisa menggali berbagai informasi soal perusahaan yang sedang dituju. Pertanyaan personal ini akan memandu kamu apakah perusahaan ini tepat atau tidak.
Kalau terlanjur masuk dan ternyata pilihanya tak sesuai, pilihan yang kamu punya cuma dua. Bertahan atau hengkang. Jika sudah tak tahan, pilihan terakhir inilah yang diambil.
Tapi, tak jarang, lho, mereka yang memilih resign yang memiliki rasa bersalah ketika memilih resign. Misalnya, memikirkan pekerjaan jika diambil alih oleh rekan kerja, bagaimana nasib anak buah (jika menjabat sebagai manajer), dan kemungkinan akan muncul kabar tidak sedap tentang diri Anda. Nah, pemikiran-pemikiran ini tak jarang membuat perasaan menjadi galau, gelisah, gundah gulana yang berujung membuat diri tidak produktif.
Sahabat Dream, jika sudah memilih hengkang, lebih baik berhenti memikirkan perasaan bersalah. Ada tiga alasan yang harus dipahami kita harus stop feeling guilty, dilansir dari The Muse, Jumat 3 November 2017.
Profesionalisme Diharapkan Berkembang dan Tumbuh
Rekan kerja Anda tak seperti Anda. Mereka ingin tumbuh, berkembang, menghadapi tantangan, dan mengemban tanggung jawab baru. Ini adalah sifat manusia.
Jika ada rekan kerja atau atasan yang bermuram durja ketika mendengar pengumuman pengunduran diri, percayalah itu hanya sementara.
Jika Terus Merasa Bersalah, Tak Ada Gunanya
Ada, lho, karyawan yang rela melepas tawaran pekerjaan yang lebih baik hanya karena tak berani untuk menghadap atasan dan menyatakan ingin mundur dari pekerjaan. Atau ada pemikiran “ mereka tidak bisa bekerja tanpa saya”.
Nah, coba pikirkan efeknya. Jika terus-menerus larut dalam perasaan bersalah, Anda tidak akan produktif. Plus, perusahaan juga akan terkena imbasnya. Mereka akan menganggap karyawan yang tidak produktif adalah karyawan yang merugikan.
Rasa Bersalah Akan Mengganggu Kegembiraan jelang Resign
Bener banget! Sisa-sisa waktu masih-jadi-karyawan harus dimanfaatkan sebaik mungkin! Anda bisa saja mengunjungi beberapa klien atau ngobrol di kantor bareng rekan kerja segeng. Anda bisa menciptakan kebahagiaan saat momen-momen itu. Bisa tertawa dengan teman-teman di hari-hari “ terakhir” tak ada salahnya, bukan?
Jikar terus-menerus merasa bersalah karena memilih mundur dari perusahaan, mustahil momen ini bisa tercipta.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati