3 Cara Terbaik Ubah Stres Jadi Kesuksesan

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 5 Maret 2019 10:42

Tak Selamanya Stres Itu Buruk, Lho. (Foto: Shutterstock)

Tak selamanya stres berdampak buruk, lho.

Dream – Tak ada yang menikmati stres. Tak ada yang menikmati tekanan untuk membuat kinerja tetap produktif.

Namun, tak semua stres itu buruk. Kalau dikelola dengan baik, stres bisa membuatmu menjadi sukses.

Dikutip dari Success, Selasa 5 Maret 2918, pakar dari Harvard Business Review, Alia dan Thomas Crum, mengatakan orang yang belajar mengatasi stres secara positif lebih siap untuk menghadapi tantangan dan menghindari kejenuhan.

Pendiri Ridgeline Partners—konsultan bisnis—Curt Cronin, mengatakan stres merupakan bagian alami dari kehidupan. Kalau lari dari tekanan hidup, seseorang takkan bisa belajar.

“ Tapi, jika menerimanya, kita akan memunculkan pengalaman yang lebih kuat dan akan lebih siap untuk mengatasi tantangan yang lebih keras di masa depan,” kata Cronin.

Para pemimpin bisa membantu tim mereka untuk menghindari kejenuhan dan menjaganya untuk tetap produktif. Langkah pertama adalah mengubah ide tentang cara stres bekerja.

1 dari 4 halaman

Jenis Stres yang Baik

Stres adalah keadaan tubuh ketika merasakan ancaman. Ini bisa menginspirasi seseorang untuk lari atau menghadapi masalah. Stres dalam porsi sedikit bisa memotivias seseorang untuk memenuhi tantangan dan bekerja keras.

Namun, tekanan yang terlalu banyak bisa berakibat negatif. Stres yang berlebihan bisa menimbulkan penyakit, menghambat produktivitas, dan mempengaruhi hubungan secara negatif.

Sayangnya, para pemimpin tidak selalu bisa mengontrol tekanan yang dihadapi oleh tim mereka. Tenggat waktu yang ketat, tuntutan klien, dan masalah anggaran bisa membuat suatu hari normal menjadi hari yang panik.

Para pemimpin harus belajar memandang situasi yang penuh tekanan sebagai tantangan yang siap untuk dihadapi.

Lantas bagaimana caranya untuk mengubah stres untuk mendorong kesuksesan?

2 dari 4 halaman

1. Identifikasi Faktor Stres

Penelitian dari pakar saraf menemukan situasi yang menekan bisa membuat panik menjadi proaktif. Perasaan ini takkan hilang dari sendirinya. Daripada bersembunyi darinya, berilah nama dan hadapilah secara langsung untuk membatasi kekuatan stres.

Menunda respons terhadap stres akan bisa membuatnya lebih mudah ditangani. Ketika seseorang menyampaikan berita buruk, jangan buru-buru ditanggapi.

Tetapkan waktu untuk merencanakan respons terhadap masalah dan penanganan tugas-tugas yang sudah dicatat di dalam agenda. Kalau kamu siap, kembalilah ke masalah itu untuk menyelesaikannya.

Kalau masalahnya memerlukan tindakan secepat mungkin, luangkan waktu sebentar untuk duduk tenang dan merencanakan respons.

3 dari 4 halaman

2. `Potong` Stres Menjadi Bagian-bagian Kecil

Masalah besar bisa menciptakan tekanan yang besar pula. Daripada menyerang stres besar secara langsung, pilahlah menjadi komponen yang lebih kecil dan delegasikan masing-masing potongan kepada anggota tim.

Komunikasikan seluruh masalah kepada anggota tim sehingga mereka memahami konteks pekerjaannya.

Pendekatan ini punya dua tujuan. Pertama, meningkatkan keterlibatan dengan menunjukkan kepada karyawan tentang nilai pekerjaan. Kedua, mengurangi stres individu yang dirasakan oleh masing-masing idinvidu.

Manajer bisa mengurangi tingkat stres dengan melacak kontribusi masing-masing kompinen ke solusi.

4 dari 4 halaman

3. Terjemahkan Stres yang Tak Jelas Menjadi Fakta yang Pasti

Kecemasan akibat stres ibarat jalan tanpa arah. Di dalam lingkungan yang penuh tekanan, orang merasakan stres terhadap semua pekerjaannya, kecuali mengisolasi stres dengan mengikatnya pada tindakan yang spesifik.

Penelitian dari University of Rochester menemukan bahwa pelajar yang melihat kegelisahan sebagai motivasi positif, memiliki kinerja yang lebih baik daripada yang tidak.

Ketika anggota tim bisa merampungkan tugas yang berkaitan dengan stres, mereka membebaskan diri dari beban perasaan dan bisa mencapai proses yang baik. (ism)