Asing Berbalik Jual Saham, Indeks Syariah Melemah Lagi

Reporter : Syahid Latif
Selasa, 4 Agustus 2015 16:20
Asing Berbalik Jual Saham, Indeks Syariah Melemah Lagi
Investor asing mencetak nett sell relatif besar.

Dream - Bursa saham nasional belum lepas dari tekanan jual investor. Kondisi regional yang belum membawa kabar positif membuat indeks saham syariah berguguran.

Pulihnya saham-saham sektor tambang yang mencetak kenaikan tertinggi tak cukup kuat membawa indeks saham kembali ke zona positif.

Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2015, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) melemah 0,528 poin (0,34%) ke level 152,886.

Sepanjang perdagangan ISSI sempat menyentuh zona hijau. Bahkan indeks acuan saham syariah di BEI ini menyentuh level tertingginya di 153,577 sebelum tergerus kembali ke level terendah 152,550.

Koreksi ISSI kali ini dipicu turunnya harga saham dari 103 emiten syariah. Menguatnya harga saham dari 79 emiten tak cukup mendongkrak laju ISSI.

Pelaku pasar kali ini menggunakan dana hingga Rp 2,66 triliun untuk jual beli 30,44 miliar saham syariah.

Di jajaran saham-saham bluechips syariah, kondisi tak berbeda terjadi. Indeks Jakarta Islamic Index (JII) terpangkas 2,768 poin (0,43%) ke level 634,218.

Lebih dari separuh penghuni JII, 16 emiten, menutup perdagangan di zona merah. Sisanya, 10 emiten bergerak menguat dan 4 lainnya bertahan stagnan.

JII juga sempat menembus teritori positif dengan level tertinggi di 637,812. Namun, ISSI kembali melemas dan jatuh ke posisi terendah 632,013.

Emiten tambang mendominasi daftar pencetak top gainer dipimpin ITMG yang menguat Rp 375 per saham. Disusul UNTR Rp 250, INCO Rp 180, dan INDF Rp 125 per saham.

Sebaliknya, dua saham favorit investor, UNVR dan ASII memimpin daftar top losser dengan melemah Rp 275 dan Rp 75 per saham.

Koreksi juga tak bisa dihindari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Turun 19,095 poin (0,40%), IHSG ditutup di level 4.781,087.

Lantai bursa kali ini menghimpun dana investor hingga Rp 4,53 triliun dengan posisi asing mencetak nett sell Rp 528 miliar.

Beri Komentar