Ilustrasi Pegawai Kurir (Foto: Shutterstock)
Dream – Siapa tidak kenal dengan Amazon? Perusahaan besutan Jeff Bezos ini menjelma menjadi raksasa e-commerce saat ini. Kesuksesan Amazon ini disebabkan oleh beragam faktor.
Salah satunya adalah kerja keras karyawan. Tapi, ada sisi kelam yang dialami oleh karyawan Amazon, terutama kurir.
Dilansir dari Metro, Selasa 12 Desember 2017, pengantar barang untuk Amazon harus banting tulang demi bisa mengantarkan 200 paket per hari. Mereka bekerja dengan jam shift 12 jam.
Sakit ketatnya, mereka jarang sekali ke toilet untuk buang air. Bahkan, air kencingnya dimasukkan ke dalam botol demi target pengiriman. Tak hanya itu, driver juga acapkali ngebut untuk bisa mencapai target.
Ternyata, kurir yang dipekerjakan Amazon ini berasal dari perusahaan outsourcing untuk menghindari pemberian hari libur atau cuti sakit.
Kasus ini diungkapkan oleh driver yang berasal dari Prospect Commercial Ltd., yang bekerja di depot Amazon di Sheffield, Inggris. Selain harus membayar sewa van dan asuransi, para kurir ini juga mengklaim upah uang diterima berada di bawah upah minimum nasional.
Dalam sebuah pernyataan, Amazon Inggris memastikan pengemudi dari pihak ketiga mendapatkan upah sesuai dengan ketentuan.
Mereka mengatakan pengemudi menerima upah minimal 12 poundsterling (Rp217.204) per jam. Itu tidak termasuk bonus, insentif, dan penggantian bahan biaya bakar.
“ Kami terus mencari layanan yang lebih baik untuk penyedia layanan pengiriman, mitra pengiriman, dan pelanggan. Kemajuan kami bergantung pada pelaksanaan dan penilaian yang baik dari karyawan dan penyedia layanan pengiriman kami,” kata perusahaan.
(Sah)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah