Benarkah Pembiayaan Syariah Lebih Mahal Daripada Konvensional? (Foto: Shutterstock)
Dream – Tingkat inklusi keuangan syariah masih rendah. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016, tingkat inklusi sektor keuangan yang sedang berkembang di Tanah Air ini ternyata baru mencapai 11,06 persen.
Di antara berbagai bisnis keuangan syariah, masyarakat sudah cukup sadar denga kehadiran perbankan syariah.
Meski sudah dikenal, masih banyak anggapan miring di kalangan masyarakat tentang pembiayaan syariah. Mereka menilai pembiayaan syariah lebih mahal daripada yang konvensional.
Namun benarkah demikian?
Planning, Finance, and Treasury Division Head PT Bank BCA Syariah, Pranata Nazamuddin, membenarkan anggapan masyarakat.
“ Sebenarnya, (pembiayaan syariah) lebih mahal itu betul. Mengapa? Rata-rata bank syariah itu banknya masih kecil. Belum ada bank syariah yang buku IV,” kata Pranata kepada Dream di sela-sela “ Pelatihan Wartawan: Membaca Laporan Keuangan Bank Syariah” di Jakarta, Kamis 25 Oktober 2018.
Pranata menjelaskan ada hubungan antara ukuran sebuah bank dengan kemapuan penyaluran pembiayaan. Bank bisa menekan biaya modal jika institusi itu berupa bank transaksional. Bank ini mendapatkan dana murah dari tabungan dan giro.
“ Kalau mau menabung di tabungan, (harapannya) bisa digunakan untuk transaksi. Kalau di deposito, untuk benar-benar menabung. (Di) deposito, harapannya bisa mendapatkan bagi hasil/bunga yang tinggi. Kalau di tabungan, (bagi hasil) 1 persen saja nggak apa-apa, lha, wong, saya mau transaksi,” kata dia.
Bank konvensional skala besar bisa menjadi bank transaksional karena memiliki kemampuan yang tinggi dan infrastruktur yang banyak, seperti jumlah ATM yang banyak dan mobile banking yang bagus.
“ Jadi, orang mau menabung di sana, tidak hanya untuk deposito,” kata dia.
Pranata mengatakan kondisi ini membuat angka tabungan bank itu dan gironya menjadi tinggi. Dengan begitu, modal bank bisa murah.
“ Katakanlah cost of fund bank itu 2 persen. Kalau dihitung bisnis, mau untung 5 persen, (bank konvensional) bisa menjual 7 persen,” kata dia.
Namun kondisi bank transaksional tersebut belum sepenuhnya terjadi di bank syariah. Dilihat dari komposisinya, deposito masih mendominasi perolehan dana murah bank syariah.
“ Dananya mahal. Modalnya 6 persen,” kata dia.
Pranata mengatakan, kalau bank syariah ingin mendapatkan untung 5 persen, bank syariah menjual kepada konsumen sebesar 11 persen.
“ Orang namanya jualan, tergantung modal mahal apa nggak. Itu membuat bank syariah lebih mahal daripada konvensional,” kata dia.
Pranata mengatakan hal ini juga berlaku untuk penyaluran pembiayaan untuk leasing. Selama ini perusahaan pembiayaan masih memberikan tingkat bunga yang cukup tinggi.
“ Ke leasing juga nggak bisa murah. Cost of fund saja sudah mahal. Mau lewat sendiri atau leasing, modalnya sudah mahal,” kata dia.(Sah)
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal