Foto: India Times
Dream - Pratiksha Tondwalkar. Dialah wanita yang telah membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini jika manusia bekerja keras.
Wanita asal Pune, India, itu dulunya hanyalah tukang sapu di sebuah bank. Namun kini dia sukses sebagai seorang Assistant General Manager (AGM) di SBI.
Dikutip dari India Times, Selasa 2 Agustus 2022, wanita yang lahir pada tahun 1964 ini mengatakan kesuksesannya adalah buah dari perjuangan dan kerja kerasnya selama puluhan tahun.
Pratiksha menikah ketika berusia 17 tahun, namun harus kehilangan suami setelah tiga tahun pernikahan. Menjadi kepala keluarga, Pratiksha harus mencari pekerjaan. Tapi dia kesulitan mencari pekerjaan karena tidak memiliki kualifikasi yang tepat.
Akhirnya Pratiksha mendapatkan sebuah pekerjaan yang tak membutuhkan keahlian khusus. Ia bekerja sebagai tukang sapu di sebuah bank untuk membantu menghidupi keluarganya dan menyelesaikan pendidikannya.
Pada saat itu, Pratiksha mendaftar di perguruan tinggi di Vikhroli Mumbai dan mengambil kelas malam.
Dia mendapat dukungan dari rekan kerjanya saat kuliah, dan pada tahun 1995, Pratiksha mendapatkan gelar sarjana di bidang psikologi. Dia kemudian diberi promosi menjadi pegawai bank.
Dia membuktikan bahwa dedikasi dan pengabdiannya, hingga akhirnya dipromosikan dari seorang tukang sapu menjadi juru tulis.
Berkat kegigihannya pula,Pratiksha kemudian dipromosikan kembali hingga akhirnya menjadi seorang Assistant General Manager di bank yang sama.
Karena tekad, dedikasi, dan ketekunannya, Bank Negara India juga menghormatinya atas pencapaiannya yang luar biasa.
Kini Pratiksha memiliki sisa waktu dua tahun sebelum pensiun. Meski kariernya selama 37 tahun bersama SBI terbilang sukses, menurutnya, perjalanannya masih panjang.
Pratiksha lulus dari program naturopati pada tahun 2021 dan berencana untuk menggunakan pendidikannya untuk membantu orang lain setelah pensiun.
Di negara yang didominasi laki-laki dalam profesi perbankan, kisah Pratiksha sangat luar biasa. Perempuan, yang biasanya menjadi sasaran represi masyarakat, dipaksa untuk bekerja sangat keras sambil mengurus keluarga dan juga memajukan karir mereka.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah