BI Takkan Cetak Uang untuk Dibagi ke Masyarakat Selama Corona

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 6 Mei 2020 16:48
BI Takkan Cetak Uang untuk Dibagi ke Masyarakat Selama Corona
BI menolak rekomendasi anggota DPR untuk membantu penanganan Corona.

Dream – Bank Indonesia (BI) menegaskan tidak akan mencetak uang untuk penanganan pandemi Covid-19. Hal ini menjawab rekomendasi Badan Anggaran DPR agar bank sentral kembali mencetak uang kartal hingga Rp600 triliun untuk menopang dan opsi pembiayaan yang dibutuhkan oleh pemerintah.

" Ini mohon maaf, kebijakan itu tidak lazim dengan kebijakan moneter yang prudent. Agar Masyarakat paham, mohon pandangan itu tidak lagi disampaikan. Pandangan itu tidak akan dilakukan di BI," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 6 Mei 2020

Menurut Perry, mekanisme pengedaran uang kartal dan logam merujuk Undang-undang Mata Uang mengenai perencanaan, pencetakan, dan pemusnahan uang, dilakukan melalui koordinasi Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan.

Sementara jumlah uang yang beredar, kata Perry, dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang diukur dari pertumbuhan konomi dan inflasi.

" Jadi tidak ada BI cetak uang lalu dibagi-bagi ke masyarakat, ora ono kui. Jangan menambah kebingungan masyarakat. BI cetak uang untuk tangani covid, itu bukan kegiatan yang lazim di bank sentral dan termasuk BI," kata dia.

(Sumber: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)

1 dari 3 halaman

Wakaf di Bulan Ramadhan Bisa Jadi Stimulus Buat UKM Hadapi Corona

Dream – Selain kesehatan, pandemi corona juga berdampak terhadap ekonomi. Seiring masyarakat yang mengurangi aktivitas di luar rumah, laju pertumbuhan ekonomi bisa terhambat. Salah satu faktornya dipicu produksi yang menurun dan penawaran yang terbatas.

“ Ramadan dan Idul Fitri sering menjadi momen peningkatan perekonomian karena kebutuhan meningkat. Namun, saat ini masih belum menunjukkan gairah pergerakan perekonomian sebagaimana biasa terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Bahkan, pademi ini masih belum mencapai puncaknya dan diperkirakan masih terus akan meningkatkan jumlah yang terpapar,” kata Dewan Pengawas Syariah Pengelolaan Dana Lestari dan Wakaf IPB University, Irfan Syauqi Beik, di Bogor, Jawa Barat, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu 6 Mei 2020.

 

 

Menurut Irfan, usaha di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berisiko terdampak ekonomi paling besar. Padahal 99 persen usaha di Indonesia didominasi sektor ini. Dukungan produksi di sektor ini sangat diperlukan. Salah satu jenis UMKM yang krusial untuk didukung adalah di sektor pertanian.

“ Kebutuhan pokok penduduk kita masih didominasi oleh kebutuhan pangan, yang merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan-kebutuhan lain,” kata dia.

Produksi pangan sebaiknya didukung agar tidak melambat atau terhambat. Demikian pula logistik penyaluran dari sumber produksi kepada sumber permintaan sebaiknya perlu dilengkapi oleh infrastruktur yang dibutuhkan,” kata dia.

2 dari 3 halaman

Momen yang Baik untuk Hadapi Pandemi Corona

Momen Ramadan merupakan saat yang paling ditunggu bagi umat Muslim karena di bulan ini segala rahmat dicurahkan untuk segala kebaikan dan dilipatgandakan dibandingkan di bulan-bulan yang lain. Irfan mengatakan umat Muslim berbondong-bondong berbagi sedekah, bahkan dalam jumlah yang banyak. Inilah kesempatan untuk mengoptimalkan ikhtiar untuk menghadapi pandemi corona.

“ Secara logika manusia, kita telah melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), social distancing, physical distancing, dan cuci tangan, sebagai respon terhadap pandemi COVID-19. Adapun secara logika illahi, kita harus mengupayakan berbagai hal yang akan mengundang pertolongan Allah,” kata dia.

Salah satunya adalah bersedekah. Dikatakan bahwa sedekah bisa menjadi jalan keluar dari beragam bencana. “ Di antara bentuk shadaqah ini adalah shadaqah jariyah atau wakaf,” kata Irfan.

3 dari 3 halaman

Wakaf, Instrumen yang Multidimensi

Wakaf merupakan instrumen yang bersifat multidimensi. Selain memperkuat keimanan para wakif, wakaf dapat dikembangkan untuk memperkuat perekonomian termasuk untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur berbagai bidang yang dibutuhkan.

Pandemi COVID-19 ini telah mengajarkan bahwa banyak industri strategis yang seharusnya dikembangkan oleh bangsa ini, seperti industri alat-alat kesehatan dan industri pangan. Hal ini sangat penting karena sangat memengaruhi ketahanan dan bahkan kedaulatan bangsa.

“ Wakaf dalam hal ini bisa dioptimalkan dengan baik,” kata Irfan.

Sebagai contoh, perekonomian sangat membutuhkan boosting bagi produksi dan logistik, terutama pada industri pertanian dan kelautan. Para petani, nelayan, dan peternak sangat memerlukan dukungan infrastruktur dari pemerintah dan masyarakat. Wakaf dapat dijadikan sebagai instrumen yang memberi stimulus bagi penguatan petani dan nelayan, termasuk sebagai alat untuk menjaga harga jual di tingkat petani dan nelayan.

“ Karena itu ke depannya, kita perlu secara serius melakukan konsolidasi dan optimalisasi potensi wakaf ini. Banyak hal yang bisa kita kembangkan melalui wakaf ini, yang ujungnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus sebagai jalan untuk mengundang pertolongan Allah SWT. Wallaahu a’lam,” kata dia.

Beri Komentar