Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Jika kamu berpikir biaya penerbangan termahal di dunia ada di kawasan Amerika atau Eropa, jawabannya bukan. Biaya penerbangan termahal di dunia ada di kawasan Afrika.
Menurut laman BBC, yang mencontohkan perbandingan singkat biaya penerbangan dari Berlin ke Istanbul. Diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$150 atau sekitar Rp2,2 juta dengan waktu tiga jam.
Namun untuk penerbangan dengan jarak yang sama, seperti antara Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo, dan kota terbesar Nigeria, Lagos, di Afrika, akan dikenakan biaya antara US$500 dan US$850 atau Rp12,8 juta.
Bukan hanya pelancong elit yang terpengaruh, mahalnya biaya penerbangan juga membuat kegiatan bisnis di Afrika sangat sulit dan menelan biaya yang mahal.
Dikutip dari Liputan6.com, Adefolake Adeyeye, asisten profesor hukum komersial di Universitas Durham Inggris, mengatakan bahwa Afrika secara keseluruhan masih tertinggal karena layanan udaranya yang buruk.
" Terbukti bahwa transportasi udara meningkatkan perekonomian. Seperti yang telah kita lihat di benua lain, maskapai murah dapat meningkatkan konektivitas dan biaya, yang meningkatkan pariwisata, yang kemudian menciptakan lebih banyak lapangan kerja," katanya.
Kualitas jaringan jalan yang buruk dan kurangnya jalur kereta api di banyak negara Afrika sering menjadikan transportasi udara sebagai pilihan praktis untuk kargo.
Tetapi dikarenakan keadaan darurat iklim, hal ini membuat setiap orang harus lebih berhati-hati tentang jejak karbon mereka dan harus mengurangi terbang.
Tetapi meskipun sekitar 18 persen dari populasi dunia tinggal di Afrika, jumlah itu menyumbang kurang dari 2 persen dari perjalanan udara global. Dan menurut Program Lingkungan PBB, hanya 3,8 persen dari emisi gas rumah kaca global. Berbeda dengan 19 persen dari AS dan 23 persen dari China.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) badan perdagangan global yang mewakili sekitar 300 maskapai penerbangan yang membentuk sekitar 83 persen lalu lintas udara dunia, berpendapat bahwa jika hanya 12 negara utama di Afrika yang bekerja sama untuk meningkatkan konektivitas dan membuka pasar mereka, langkah itu akan menciptakan 155.000 pekerjaan dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara tersebut lebih dari US$1,3 miliar.
" Penerbangan berkontribusi langsung terhadap PDB di setiap negara. Penerbangan menghasilkan pekerjaan dan mengaktifkan perekonomian," kata Kamil al-Awadhi, wakil presiden regional IATA untuk Afrika dan Timur Tengah.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk