Biaya Penerbangan di Afrika Jadi yang Termahal di Dunia, Ternyata Ini Faktornya

Reporter : Okti Nur Alifia
Kamis, 13 Juli 2023 09:36
Biaya Penerbangan di Afrika Jadi yang Termahal di Dunia, Ternyata Ini Faktornya
Biaya penerbangan termahal di dunia ada di kawasan Afrika.

Dream - Jika kamu berpikir biaya penerbangan termahal di dunia ada di kawasan Amerika atau Eropa, jawabannya bukan. Biaya penerbangan termahal di dunia ada di kawasan Afrika.

Menurut laman BBC, yang mencontohkan perbandingan singkat biaya penerbangan dari Berlin ke Istanbul. Diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$150 atau sekitar Rp2,2 juta dengan waktu tiga jam.

Namun untuk penerbangan dengan jarak yang sama, seperti antara Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo, dan kota terbesar Nigeria, Lagos, di Afrika, akan dikenakan biaya antara US$500 dan US$850 atau Rp12,8 juta.

Bukan hanya pelancong elit yang terpengaruh, mahalnya biaya penerbangan juga membuat kegiatan bisnis di Afrika sangat sulit dan menelan biaya yang mahal.

1 dari 2 halaman

Dikutip dari Liputan6.com, Adefolake Adeyeye, asisten profesor hukum komersial di Universitas Durham Inggris, mengatakan bahwa Afrika secara keseluruhan masih tertinggal karena layanan udaranya yang buruk.

" Terbukti bahwa transportasi udara meningkatkan perekonomian. Seperti yang telah kita lihat di benua lain, maskapai murah dapat meningkatkan konektivitas dan biaya, yang meningkatkan pariwisata, yang kemudian menciptakan lebih banyak lapangan kerja," katanya.

Kualitas jaringan jalan yang buruk dan kurangnya jalur kereta api di banyak negara Afrika sering menjadikan transportasi udara sebagai pilihan praktis untuk kargo.

Tetapi dikarenakan keadaan darurat iklim, hal ini membuat setiap orang harus lebih berhati-hati tentang jejak karbon mereka dan harus mengurangi terbang.

2 dari 2 halaman

Tetapi meskipun sekitar 18 persen dari populasi dunia tinggal di Afrika, jumlah itu menyumbang kurang dari 2 persen dari perjalanan udara global. Dan menurut Program Lingkungan PBB, hanya 3,8 persen dari emisi gas rumah kaca global. Berbeda dengan 19 persen dari AS dan 23 persen dari China.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) badan perdagangan global yang mewakili sekitar 300 maskapai penerbangan yang membentuk sekitar 83 persen lalu lintas udara dunia, berpendapat bahwa jika hanya 12 negara utama di Afrika yang bekerja sama untuk meningkatkan konektivitas dan membuka pasar mereka, langkah itu akan menciptakan 155.000 pekerjaan dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara tersebut lebih dari US$1,3 miliar.

" Penerbangan berkontribusi langsung terhadap PDB di setiap negara. Penerbangan menghasilkan pekerjaan dan mengaktifkan perekonomian," kata Kamil al-Awadhi, wakil presiden regional IATA untuk Afrika dan Timur Tengah.

 

Beri Komentar