Asuransi Syariah (sumber: Http://www.takaful.co.id/)
Dream - Pertumbuhan bisnis asuransi syariah (Takaful) dunia tengah mengalami rebound. Membaiknya kondisi ekonomi di pusat ekonomi syariah serta kebutuhan meningkat akan kehadiran perbankan syariah di dunia menjadi pemicu utamanya.
Di tengah gejala pertumbuhan positif ini, Indonesia mendapat sorotan pelaku ekonomi syariah dunia. Negara muslim terbesar di dunia ini diyakini bakal menjadi penantang utama dari dua pengusaha bisnis takaful dunia, Malaysia dan Arab Saudi.
" Indonesia jelas sekali telah menjadi pasar utama dan diharapkan menjadi penantang dari pasar yang sudah stabil di Gulf Cooperation Council (GCC) untuk menjadi yang ketiga setelah Arab Saudi dan Malaysia," ujar Senior Director dari Ernst & Yung Global Islamic Banking Centre, Abid Shakeel.
Mengutip laporan Arabinabusiness, Jumat, 12 September 2014, bisnis takaful memang sempat mengalami stagnasi akibat inefisiensi dan persaingan ketat.
Berkat Arab Saudi dan Malaysia, sektor bisnis ini kembali tumbuh 14 persen pada tahun ini, melonjak dari pencapaian terendahnya sebesar 11,7 persen pada 2012. Diperkirakan kontribusi asuransi syariah akan mencetak US$ 18,6 miliar pada 2016.
Bisnis takaful semakin dicari khususnya bagi masyarakat yang sengaja memiliki produk keuangan Islami. Langkah ekspansi bisnis di pasar utama GCC dan Asia Tenggara telah membantu mengangkat bisnis ini mencetak US$ 12,3 miliar tahun lalu.
" Rata-rata pertumbuhan mulai membaik sejak 2013 dan ini momentum untuk kembali melanjutkannya," kata Abid.
Arab Saudi dan Malaysia saat ini memang masih menguasai 70 persen bisnis asuransi syariah dunia. Namun pasar-pasar baru seperti Oman, Pakistan, dan Indonesia kini muncul sebagai penantang.
EY memperkirakan pertumbuhan takaful di kawasan Asia Tenggara kini terlihat berlari lebih cepat dibandingkan pasar Timur Tengah. Di kawasan ini, takaful telah tumbuh 22 persen per tahun.
Porsi bisnis takaful Asia ddiperkirakan mencapai 34,5 persen dunia pada 2016, naik dari 21,9 persen pada 2009.
Khusus Indonesia, EY menilai perangkat hukum berupa pembatasan modal minimum perusahaan asuransi bakal memaksa perusahaan kecil untuk melakukan merger atau tutup sama sekali.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh