Ilustrasi
Dream - Di tengah kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi serta pelemahan nilai tukar rupiah, sejumlah sektor industri justru meraup untung besar.
Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Tenaga Kerja, Benny Soetrisno, sektor yang untung besar itu terutama berasal dari industri manufaktur yang menggunakan bahan baku dalam negeri.
" Karena manufacturing cost-nya kan dalam negeri, bahannya beli pakai rupiah, bayar pegawai pakai rupiah dan bayar listriknya pakai rupiah. Itu yang sangat diuntungkan kalau rupiahnya terus melemah" kata Benny Soetrisno kepada Dream di Menara Kadin Jakarta, Selasa 26 Agustus 2015.
Namun, hal tersebut tidak berlaku lagi ketika nilai tukar rupiah tidak stabil. " Kalau fluktuatif ya naik turun juga. Kadang untung kadang rugi juga," seloroh Benny.
Salah satu contoh industri yang mendapat untuk besar tersebut adalah industri furnitur dan herbal.
" Karena furnitur dan jamu-jamu itu kan bahan bakunya dari dalam negeri, yang impor hanya bahan baku penolongnya saja," tambah pengusaha tekstil dari Semarang ini.
Sedangkan sektor industri yang mengalami kerugian, menurut Benny adalah mereka yang memerlukan bahan baku dari luar negeri. Salah satunya industri otomotif yang mendapatkan bahan bakunya secara impor namun menjualnya di dalam negeri.
" Dari 1,1 juta yang diproduksi (kendaraan dari industri otomotif), hanya sekitar 200 ribu diekspor. Mayoritas penjualannya kan dalam negeri," kata Benny.
Sebagai konsekuensi, lanjutnya, industri otomotif melaksanakan mekanisme pengurangan jam kerja untuk menyiasati volume kerja yang berkurang lantaran ekonomi nasional sedang lesu.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Resmi Diluncurkan, Viva Retinol Serum Hadirkan 3x Presisi Perawatan Kulit dalam Setiap Tetes
