Ki Joko Bodo (Kapanlagi.com)
Dream - Menara itu menjulang. Mengungguli bangunan sekitar. Saking kelewat jangkung, mercu itu terlihat dari ujung jalan. Berbentuk kerucut. Ramping, semampai. Kontras dengan konstruksi di bawahnya. Lebih mirip tumpukan stupa di candi tua.
Untuk mencapainya, semua orang harus memintas gapura menyeramkan. Bagian atas berukir wajah raksasa. Mata melotot, lidah menjalar. Dalam tradisi Bali disebut Kalamangkara. Orang Jawa menamainya buto.
Setelah gerbang itu, berjalanlah ke kiri. Susuri setapak dengan pagar beton penuh ukiran khas Pulau Dewata. Adanya di sebelah kanan. Teruslah melangkah, jangan berhenti sebelum tembok bercorak itu habis. Di ujung sana, Anda akan bertemu ada dua gapura.
Mendongaklah. Anda akan melihat patung burung hantu. Sayap membentang, mata menyorot tajam. Dua kaki berkuku tajam mencengkeram ekor dua ular yang menjulur ke kiri dan kanan. Di bawah arca itu terpampang sebuah tulisan: “ Istana Wong Sintinx”.
Itulah lokasi berpraktik Ki Joko Bodo. Sang paranormal kondang. Lokasi itu kini sudah diwakafkan, akan disulap jadi pesantren. Pria bernama asli Agus Yulianto itu bahkan sudah membeli pekarangan di sekitar untuk rencana itu.
“ Ada tanah 200 meter persegi, tapi sebelah-sebelahnya aku beli jadi sekitar 1000 meter persegi,” tutur Ki Joko Bodo, beberapa waktu lalu.
Dan, Minggu 22 Januari 2017, wartawan Dream, Nur Ulfa, menyambangi kompleks yang terletak di Jalan Pala, Lubang Buaya, Jakarta Timur, itu. Siang itu suasana senyap. Menambah kesan angker yang sejak datang sudah menempel di benak.
Hanya ada satu penjaga bertubuh sedang. Dia muncul dari balik pagar. “ Sudah janjian? Soalnya Aki –sapaan Ki Joko Bodo– sedang tak ada,” pria bernama Benny itu langsung bertanya, tanpa basa-basi.
Memang tak sembarang orang boleh masuk. Kompleks itu bisa ditembus hanya dengan izin sang empunya.
***
Nama Ki Joko Bodo sudah tidak asing di Indonesia. Banyak orang mengenal pria kelahiran Singaraja limapuluh tiga tahun silam itu sebagai paranormal. Dia memang akrab dengan praktik perdukunan. Klien banyak, bertebaran. Mulai pejabat, artis, hingga kalangan jelata.
Penampilannya pun sangar. Mata menyorot tajam. Rambut, kumis, hingga jenggot, selalu gondrong. Dibiarkan tergerai. Dalam berbagai kesempatan, dia kerap terlihat berkalung tasbih kayu. Busana hitam juga jadi ciri khas. Namun itu dulu.....
Tampilan itu kini berubah. Setelah lama tak terlihat, dia muncul dengan tampilan beda pada 2014. Rambut, kumis, dan jenggot dipangkas. Surai ikal tak lagi awut-awutan. Lebih rapi. Look baru ini terlihat setelah Ki Joko Bodo menjalankan umroh ke Tanah Suci.
Tampang Ki Joko Bodo tak sesangar sebelumnya. Image sebagai paranormal tak sekental dulu. Dan setelah perubahan itu pula, dia mewakafkan “ Istana Wong Sintinx” untuk dibangun masjid. Sehingga bisa dimanfaatkan umat Islam.
“ Aku Muslim, itu untuk pembuatan masjid. Aku dari kecil Muslim, jadi wajar saja mau wakafkan untuk masjid. Daripada dijual-jual,” kata Ki Joko Bodo dua tahun silam, sebagaimana dikutip Dream dari Kapanlagi.com.
Tak hanya satu. Dia berniat membangun 99 pesantren. Jumlah yang sama dengan bilangan Asmaul Husna. Nama-nama Allah. Tanah di Lubang Buaya itu hanyalah salah satu di antara rencana itu.
“ Kalau di Islam itu kan Asmaul Husna kan ada 99. Jadi, kalau berimajinasi, harusnya, sebenarnya bukan cuma satu (pesantren),” kata dia. Tapi, dia enggan berbicara rinci soal pembangunan pesantren ini.
Yang jelas, Ki Joko Bodo mengaku merogoh kocek sendiri untuk mengawali pembangunan pesantren itu. Tetapi, tangannya akan terbuka bila ada orang lain ingin membantu. “ Selama ada yang bantu, ya, pakai bantuan. Tapi sejauh ini sendiri,” tutur dia.
Selain itu, dia juga mengaku bahwa dalam beberapa tahun terakhir banyak menghabiskan waktu mengunjungi negara-negara tujuan wisata spiritual. Perjalanan itu dia lakukan untuk memenuhi hasrat spiritualnya.
“ Itu kerjaku seperti itu, pembenaran dalam hidup, bukan dalam pencarian,” ujar dia.
Ki Joko Bodo memang mengaku kini tengah gandrung pada aktivitas bersifat keagamaan. Rencana membangun pesantren di Lubang Buaya itu segera diwujudkan.
“ Masjid Kudus itu inspirasinya. Budayanya Indonesia, jangan kearab-araban, kita kan tinggal di Indonesia,” ujar Ki Joko Bodo 2014 silam.
Semoga, mercu kerucut yang menjulang itu segera berganti, menjadi menara yang senantiasa menyeru Kebesaran Tuhan. Amin.
Laporan: Nur Ulfa
Advertisement
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Video Sri Mulyani Menangis di Pundak Suami Saat Pegawai Kemenkeu Nyanyikan `Bahasa Kalbu`