Cara Berdagang Rasul (Foto Ilustrasi: Unsplash.com)
Dream – Berdagang menjadi salah satu pekerjaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Tidak sedikit pengusaha yang mampu membuktikan keberhasilan dan kesuksesan bisnis yang dirintisnya. Selain itu, para pengusaha sukses ini biasanya telah mengalami pahit dan manisnya membangun sebuah bisnis. Sehingga hal inilah yang kerap menjadi inspirasi dari banyak orang untuk kemudian mengikuti jejaknya.
Salah satu panutan yang bisa menjadi contoh bagi para pebisnis adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW adalah seorang pedagang ulung yang sukses dan dihormati banyak orang. Nabi sudah memulai kegiatan berdagang tersebut sejak usianya masih belia. Di mana dengan mengikuti sang paman, yakni Abu Thalib untuk melakukan perjalanan berdagang yang pertama kalinya.
Karena kesuksesan yang diraih oleh Nabi Muhammad SAW selama berdagang, hal ini pun telah menjadi contoh bagi para umatnya ketika menjalani pekerjaan yang sama tersebut. Bahkan cara berdagang Rasul pun tetap diikuti hingga saat ini oleh para pebisnis.
Rasulullah saw telah menganjurkan kepada setiap umat Islam untuk menjalani aktivitas berdagang tersebut. Dari Mu’az bin Jabal, Rasulullah saw bersabda:
“ Sesungguhnya, sebaik-baik usaha adalah usaha perdagangan.” (HR. Baihaqi).
Nah, berikut adalah penjelasan secara lebih lengkap tentang kisah Nabi Muhammad saw sebagai seorang pedagang yang ulung serta cara berdagang Rasul yang telah dirangkum Dream melalui umma.id dan m.oase.id.
Sebagian besar umat Islam sudah mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW selain bertugas dalam menyampaikan ajaran Islam, juga adalah seorang pedagang. Bahkan aktivitas berdagang tersebut sudah dilakukannya sebelum menjadi Nabi dan Rasul. Yakni dengan mengikuti sang paman, Abu Thalib, untuk melakukan perjalanan dagang. Ini menjadi pengalaman pertama bagi Nabi Muhammad SAW untuk berdagang.
Dikutip dari umma.id, aktivitas berdagang secara mandiri yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dimulai saat usianya menginjak remaja. Ketika itu beliau berdagang dengan As-Saib bin Abus-Saib yang adalah rekan terbaiknya. Bahkan mereka tidak pernah terlibat masalah, baik itu kecurangan maupun perselisihan.
Cara berdagang Rasul pun tergolong sangat luar biasa. Di mana beliau juga melakukan perdagangan internasional saat usianya masih remaja. Lebih tepatnya saat berusia 17 tahun, beliau telah memimpin sebuah ekspedisi perdagangan ke luar negeri.
Karena cara berdagang Rasul yang bagus itulah, beliau pun dikenal hingga di beberapa negara. Misalnya saja seperti Yaman, Syria, Basrah, Irak, Yordania, serta kota-kota dagang yang ada di jazirah Arab. Dalam sejarah disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw sudah mengunjungi 17 negara dalam melakukan aktivitas berdagangnya.
Tidak berhenti di situ saja, kemampuan berdagang Rasulullah pun semakin terasah ketika bertemu dengan Siti Khadijah yang kelak akan menjadi istrinya. Sebelum keduanya menikah, Rasulullah saw adalah rekan bisnis Siti Khadijah. Bahkan Siti Khadijah pun mengungkapkan kekagumannya pada kemampuan berdagang yang dimiliki oleh Rasulullah saw.
Hingga akhirnya Siti Khadijah mengirim Rasulullah saw untuk menjadi pemimpin kafilah dagang ke Syam. Dalam perjalanan dagang tersebut, ada seorang perempuan bernama Maysarah yang turut serta. Ia adalah budak kepercayaan Siti Khadijah. Menurut Maysarah, dalam melakukan perjalanan dagang tersebut, ia melihat bahwa ada dua malaikat yang membawa awan di atas kepala Nabi untuk bisa melindungi beliau dari panasnya matahari.
Hasil yang sangat membanggakan, di mana perdagangan yang dilakukan oleh Rasulullah saw menunjukkan adanya peningkatan, bahkan keuntungannya pun meningkat dengan tinggi. Pekerjaan ini pun dilakukan Rasulullah saw sampai beliau berusia 40 tahun.
Cara berdagang Rasul pun penting sekali untuk diketahui oleh siapa saja, terutama bagi sahabat Dream yang hendak membangun bisnis atau saat ini sedang merintis sebuah bisnis. Ada beberapa cara yang bisa membuat bisnis sahabat Dream berkembang dengan baik dan pastinya diberkahi oleh Allah SWT.
Berikut adalah cara berdagang Rasul sebagaimana dikutip melalui m.oase.id:
Niat karena Allah SWT
Niat tidak hanya ketika akan beribadah saja. Ketika berdagang pun juga harus meluruskan niat hanya karena Allah SWT. Di mana dalam berdagang tidak hanya untuk mengumpulkan harta atau keuntungan yang melimpah saja. Tetapi berniat dengan tulus, maka semuanya insya Allah akan mendapat rida dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis berikut ini:
“ Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Menjual Barang yang Sudah Jelas
Cara berdagang Rasul yang patut dicontoh adalah menjual barang yang sudah jelas. Di mana beliau sangat menjaga kualitas barang-barang dagangannya serta menyediakan stok barang. Ketika berdagang, beliau tidak pernah menjual barang yang cacat, belum matang, atau belum ada wujudnya. Karena ha tersebut akan membuat pembeli menjadi rugi dan tentu saja berdosa. Hal ini pun dijelaskan dalam sebuah hadis berikut ini:
وَعَنْ أَبىِ هُرَيـْرَةَ،قَلَ : نـَهَىرَسُولُ اﷲ .عَنْ بـَيْعِ الحَْصَا ةِوَعَنْ بـَيْعِ الْغَرَرِ (.رَوَاهُ مُسْ لِمٌ)
Artinya: “ Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, “ Rasulullah ﷺ melarang jual beli dengan cara melempar batu dan jual beli gharar. (yang belum jelas harga, barang, waktu dan tempatnya)”. (HR. Muslim).
Jujur
Bersikap jujur dalam berdagang adalah salah satu cara berdagang Rasul yang wajib dicontoh. Karena dengan jujur, hal ini bisa membuat pembeli merasa puas dan tentunya tidak rugi karena dibohongi. Nabi saw tidak pernah mengurangi atau melebihkan takaran, serta mengatakan kondisi barang yang sebenarnya. Pentingnya sikap jujur ini ada dalam surat Asy-Syuraa ayat 181 berikut ini:
۞اَوْفُواالْكَيْلَوَلَاتَكُوْنُوْامِنَالْمُخْسِرِيْنَۚ
Artinya: “ Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain.” (QS. Asy-Syu’ara: 181).
Mengambil Keuntungan yang Wajar
Cara berdagang Rasul yang juga harus ditiru adalah mengambil keuntungan sewajarnya saja. Namun, tak sedikit orang yang demi mendapatkan keuntungan besar, maka pedagang tersebut tega untuk tidak memedulikan nasib pembelinya. Hal ini pun dijelaskan dalam surat Asy-Syuraa ayat 20 berikut ini:
مَنْكَانَيُرِيْدُحَرْثَالْاٰخِرَةِنَزِدْلَهٗفِيْحَرْثِهٖۚوَمَنْكَانَيُرِيْدُحَرْثَالدُّنْيَانُؤْتِهٖمِنْهَاۙوَمَالَهٗفِىالْاٰخِرَةِمِنْنَّصِيْبٍ
Artinya: “ Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.” (QS. Asy Syura: 20).
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO