77 Tahun Berdiri, Terungkap Penyebab Tupperware Bangkrut

Reporter : Okti Nur Alifia
Kamis, 13 April 2023 14:23
77 Tahun Berdiri, Terungkap Penyebab Tupperware Bangkrut
Merek Tupperware sangat identik dengan penyimpanan makanan, tak heran banyak orang menggunakan nama ini saat mengacu pada wadah plastik.

Dream - Perusahaan Tupperware asal Amerika Serikat (AS) dikabarkan dalam proses kebangkrutan. Merek produk tempat penyimpanan makanan dan minuman yang digandrungi emak-emak dilaporkan mengalami penurunan penjualan yang signifikan.

Meskipun dalam beberapa tahun terakhir sudah berupaya menyegarkan produknya untuk menyasar generasi muda, strategi tersebut tak mampu menghadang laju penjualannya yang terus menurun.

Sebaliknya utang perusahaan yang sudah berusia 77 tahun itu semakin meningkat. Penurunan penjualan yang terus terjadi menjadi peringatan Tupperware kemungkinan menuju kebangkrutan jika tidak ada investasi baru yang masuk, melansir BBC.

 

1 dari 3 halaman

Sementara itu CNN International melaporkan, saham Tupperware turun hampir 50 persen pada hari Senin, 10 April 2023.

Manajemen Tupperware mengatakan tidak akan memiliki cukup uang untuk mendanai operasi jika tidak mendapatkan investasi tambahan. Bahkan perusahaan sedang menjajaki potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan sedang meninjau portofolio real estatnya untuk efisiensi

New York Stock Exchange atau Bursa Efek New York juga telah memperingatkan saham Tupperware terancam dihapus dari daftar karena tidak mengajukan laporan tahunan yang diwajibkan.

“ Tupperware telah memulai perjalanan untuk membalikkan operasi kami dan hari ini menandai langkah penting dalam mengatasi posisi modal dan likuiditas kami,” kata CEO Tupperware Miguel Fernandez dalam siaran pers. 

“ Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami,” ungkapnya.

2 dari 3 halaman

Penjualan Tupperware sempat meningkat saat pandemi Covid-19 karena orang-orang lebih banyak memanggang dan memasak di rumah. Capaian tersebut sempat membalikkan penurunan tajam harga saham Tupperware. Namun kenaikan itu ternyata hanya sementara.

Pendiri firma analisis ritel Savvy Marketing, Catherine Shuttleworth menilai turunnya penjualan Tupperware sebagian besar dikarenakan perusahaan belum " cukup inovatif" selama 10 hingga 20 tahun terakhir untuk bersaing dengan para pesaingnya.

Direktur Pelaksana Ritel di konsultan GlobalData Neil Saunders menambahkan Tupperware telah " gagal berubah mengikuti perkembangan" dalam hal produk dan distribusinya. Neil juga menyoroti metode penjualan langsung melalui pihak-pihak Tuppperware " tidak terhubung" dengan pelanggan muda atau tua.

Dia menambahkan, konsumen yang lebih muda juga menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan seperti kertas lilin lebah untuk menjaga makanan tetap segar.

3 dari 3 halaman

Melanjutkan analisisnya, Neil Saunders juga mengatakan Tupperware berada dalam " posisi genting" secara finansial karena berjuang untuk meningkatkan penjualan, dan karena asetnya ringan, ia tidak memiliki " banyak kapasitas untuk mengumpulkan uang" .

Beberapa masalah menurutnya mungkin merugikan Tupperware, termasuk penurunan tajam dalam jumlah penjual, penurunan konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda.

“ Perusahaan ini dulunya penuh inovasi sebagai pemecah masalah kebutuhan dapur, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya,” kata Neil.

 

Beri Komentar