Nyonya Swan Bersama Andrias Chandra, COO PT Eatwell Culinary Indonesia. (Foto: Alfi Salima Puteri/Dream)
Dream - Di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan dan penurunan daya beli yang berkurang, kalangan pebisnis kebanyakan menahan diri untuk melakukan ekspansi usaha. Namun prinsip tersebut tak menjadi kiblat bagi pemilik restoran Dapur Solo.
Saat banyak restoran tutup, Dapur Solo justru membuat gerai baru di sebuah pusat perbelanjaan terkenal, Neo Soho Mall. Tak hanya baru, outlet Dapur Solo ini menjadi milestone tempat baru yang hadir dengan nuansa dan konsep anyar.
Restoran Dapur Solo yang dikenal bernuansa otentik modern ini semakin mempresentasikan kekayaan kuliner Pulau Jawa melalui sajian yang dihadirkan. Dapur Solo menghadirkan ragam sajian unik dari timur hingga barat pulau Jawa.
Founder restoran Dapur Solo, Swandani Dewata Dewi Kumarga atau yang juga akrab disapa Nyonya Swan Kumarga ini mulai membuka usaha kuliner sejak tahun 1988. Bukan perjalanan yang mudah bagi Nyonya Swan menjalankan bisnis kuliner sampai 33 tahun hingga saat ini.
Dapur Solo menjadi salah satu restoran terkenal yang telah memiliki 31 cabang di JaBoDeTaBek.
“ Merintis usaha kuliner di masa pandemi seperti ini memang tidak mudah, tapi kita punya banyak cara untuk bisa bertahan dan bahkan bisa membuat restoran baru lagi,” ujar Nyonya Swan di acara pembukaan outlet Dapur Solo, Neo Soho, Senin, 20 Desember 2021.
Nyonya Swan menceritakan awal mula usaha kulinernya hanya bertempat di garasi rumahnya dengan modal sekitar Rp100 ribu. Nyonya Swan juga membagikan tips bagaimana restorannya bisa tetap bertahan di tengah pandemi ini.
Ternyata dibalik kesuksesan bisnis kulinernya, Nyonya Swan memiliki tiga kunci sukses yang ia pegang teguh dalam membangun dan mengembangkan Dapur Solo. Pertama, ia menegaskan bahwa hal utama yang harus dilakukan agar bisnis sukses adalah fokus terhadap produk dari bisnis itu sendiri.
“ Kaya Dapur Solo, kami dari dulu selalu konsisten menyajikan makanan khas Indonesia yang rasanya otentik. Fokusnya dikuliner Indonesia dengan andalan masakan Jawa,” jelas Nyonya Swan.
Itulah yang menjadi alasan Nyonya Swan hanya berfokus untuk menghadirkan kuliner-kuliner khas Jawa. Sebab menurutnya, jika dia mengikuti tren, maka hal itu pun dapat menghilangkan cita rasa otentik dari masakan tersebut.
“ Masa iya masakan khas Indonesia mengikuti tren gitu. Misalnya rawon, enggak mungkin dong rasanya jadi tom yum. Yang orang tahu kan cita rasa rawon itu seperti apa, ya kita bikin seperti itu. Tapi dengan cita rasa yang lebih otentik lagi,” ungkapnya.
Selain itu dengan fokus, pengunjung pun akan lebih terkesan dengan produk yang disajikan. Misalnya jika seseorang ingin menikmati makanan khas Jawa, mereka pun akan terpikir untuk mengunjungi Dapur Solo.
" Suksesnya terutama untuk membangun itu satu, kita harus fokus. Fokus bisnis kita apa. Saya di kuliner Indonesia makanan Jawa. Itu saja kita fokus. Kedua harus ada tim yang ulet dan ketiga harus disupport oleh keuangan yang bagus," katanya.
Dapur Solo menyajikan makanan khas Solo, Jawa Tengah. Ada juga beberapa makanan dari daerah lainnya di Jawa Timur dan Yogyakarta. Menu andalannya antara lain, Nasi Gudeg Yogya, Rawon Komplit, Nasi Liwet Solo, Garang Asem, Nasi Langgi, Selat Solo, Lontong Cap Gomeh, Sosis Solo, serta minuman wedang. Ada pula menu nasional seperti Sop Iga Sapi dan ayam goreng.
Advertisement

Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget