Pesawat Asiana Airlines (Shutterstock.com)
Dream - Dunia penerbangan benar-benar diterjang badai pandemi Covid-19. Sejak pandemi memang tak ada penumpang. Selain banyak negara menutup wilayah, para traveler juga masih enggan terbang karena khawatir terjangkit virus corona.
Di Indonesia, bahkan banyak pesawat yang tidak terbang. Gabut karena tak ada orang yang bepergian. Namun tidak demikian di Korea Selatan. Di negeri Ginseng itu, sejumlah pesawat terbang meski dalam kondisi kosong gelondangan.
Maskapai Asiana Airlines saban hari terbang 20 kali. Pesawat-pesawat itu terbang bukan untuk mengantar penumpang, melainkan dipakai pilot mendapat sertifikat penerbangan.
Membuat kru tetap siap terbang merupakan salah satu tantangan yang dihadapi maskapai saat harus bergulat dengan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Krisis ini telah membuat lebih dari sepertiga armada dunia mangkrak di landasan.
Airbus A380 Asiana Airlines yang kosong terbang di langit Korea Selatan selama beberapa jam sehari selama tiga hari pada bulan Mei. Pesawat dengan 495 kosong di kabin itu difungsikan hanya untuk latihan lepas landas dan mendarat.
Cara itu dilakukan karena para pilot tidak bisa terbang ke Thailand untuk berlatih menggunakan simulator milik Thai Airways. Sejumlah negara memang masih menerapkan laranga terbang untuk mencegah penyebaran virus corona.
" Lepas landas dan pendaratan pesawat ini menghabiskan banyak uang, dan itu adalah uang yang perlu digunakan dengan bijak, terutama akhir-akhir ini," kata Um Kyung-a, seorang analis di Shinyoung Securities di Seoul.
" Asiana harus melakukannya karena pilotnya tidak boleh kehilangan lisesni mereka," tambah dia.
Asiana Airlines memiliki 135 pilot yang kurang jam terbang untuk mengoperasikan enam A380. Di sisi lain, Asiana Airlines tak bisa terbang dengan kondisi kabin kosong melompong tanpa penumpang.
Namun akhirnya otoritas penerbangan Korea mengizinkan pesawat-pesawat itu terbang untuk latihan para pilot agar tidak kehilangan lisensi mereka.
Sumber: South China Morning Post
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah