`Darurat, Saya Lupa Minum Saat Sahur!`

Reporter : Puri Yuanita
Kamis, 9 Juni 2016 20:35
`Darurat, Saya Lupa Minum Saat Sahur!`
Beery adalah seorang mualaf. Baru dua kali bertemu dengan Ramadan sebagai seorang Muslim.

Dream – Suara azan berkumandang dari masjid di sudut jalan. Memecah langit Jakarta yang mulai temaram, terbungkus senja. Memanggil setiap Muslim untuk menunaikan sholat.

Di kamar itu, pemuda bertato menggeragap. Telinga manangkap suara azan, sayup-sayup. Wajah segera mendongak, mata menyapu jam dinding. Jarum jam nyaris menunjuk pukul enam petang.

Benar saja, itulah azan yang dia tunggu. Tanda sholat Maghrib sekaligus waktu berbuka puasa. Tak menunggu lama, dia bergegas ke meja makan yang dipenuhi aneka takjil.

Minuman dan makanan itu sudah dipersiapkan sedari sore. Doa pun segera dirapal, hingga akhirnya lahap menyantap sesajian segar itu.

Begitulah Beery Manoch saat berbuka puasa. Vokalis band Saint Loco ini memang baru merasakan Ramadan setelah memutuskan masuk Islam pada awal tahun lalu.

“ Tahun lalu bolong satu hari di akhir-akhir Ramadan karena sakit,” tutur Beery saat berbincang dengan Dream, Rabu 8 Juni 2016.

“ Tapi kalau sampai kelupaan minum nggak pernah karena sudah diniatkan buat puasa sebulan penuh,” tambah pemuda 38 tahun ini.

Tahun lalu, Beery juga membagi pengalaman melalui akun Twitter. “ Tolong darurat nih! saya lupa minum tadi pas sahur!!

Bagi Beery, tahun ini merupakan Ramadan ke dua, setelah dia memeluk Islam. Dia mengaku lebih siap. Sebab setahun belakangan, dia rajin puasa Senin-Kamis.

Sehingga tak hanya biasa menahan lapar, tapi juga semakin mumpuni mengendalikan emosi. “ Pokoknya meaningful bulan ini dan puasa Ramadan menjadi lebih terlatih,” tutur dia.

Sama dengan Muslim lainnya, Beery menganggap Ramadan sebagai momen spesial. Bulan Suci ini jadi waktu yang tepat untuk menempa diri. “ Seperti masa edukasi agar kita punya ahlak yang lebih baik lagi,” tutur dia.

Tak sekadar menahan lapar dan dahaga. Ramadan dimanfaatkan Beery untuk melatih menguasai emosi. “ Kalau anger management sudah bisa di-manage untuk selalu berpikir kreatif. Hal itu sama seperti menjalankan inner balance untuk selalu positif.”

***
Sebagai mualaf, aktivitas puasa, seperti berbuka dan makan sahur tentu menjadi hal baru. Tapi Beery tak merasa repot menyiapkan hidangan untuk sahur dan buka.

Bagi Beery, menu berbuka dan sahur cukup dengan membeli makanan yang dijajakan di sekitar rumahn. Meski demikian, saat akhir pekan, dia belanja bahan makanan dan menyalurkan hobi memasak.

Di dapur minimalis yang berada di lantai bawah, Beery kerap berkreasi, meracik menu sahur dan buka puasa sendiri. “ Kalau untuk berbuka, dua hari ini saya masih buka sendiri di kosan saja.”

“ Tapi Insya Allah minggu depan buka sama Komunitas Berbagi Nasi,” tambah Beery.

Kegiatan lain yang kerap dilakukan Beery saat Ramadan adalah berkunjung ke masjid. Dan tempat ibadah favoritnya adalah Masjid Al-Azhar di bilangan Blok M, Jakarta Selatan.

Kekaguman pada Buya Hamka menjadi alasan Beery kerap menyempatkan diri untuk mampir dan sholat berjamaah di sana. Di Masjid Al-Azhar itulah dulu Buya Hamaka memimpin kegiatan ibadah.

" Di Al-Azhar itu untuk beribadah nyaman. Selain itu, arsitekturnya juga unik banget selain agama, ada science. Seru lah," ujarnya.

Sedangkan, untuk sholat tarawih, Beery lebih banyak melakukannya di Masjid Al-Ikhlas yang terletak di Komplek Keuangan, Jakarta Selatan.

***
Satu setengah tahun sudah Beery memeluk Islam. Berada di titik ini, tak lantas membuatnya puas dan berhenti mempelajari Islam.

Hingga kini dia masih terus mengasah bacaan Hijaiyah. Saat Ramadan, dia lebih getol mengaji. Di sela-sela aktivitas yang padat, Beery selalu berusaha meluangkan waktu untuk belajar.

Meski masih terbata dan terhenti di Iqra pertama, musisi rock itu tak berputus asa untuk terus memahami ayat-ayat berbahasa Arab yang tentu masih terasa asing baginya.

Kesibukan di dunia musik terkadang membuatnya abai dalam menjalankan sholat lima waktu. Namun di Ramadan ini, dia berkomitmen akan melakukan kewajiban lima waktu secara penuh dan khusyuk.

Sholat, kata Beery, memberinya kekuatan. Bahkan ibadah wajib inilah yang telah mengantarkannya keluar dari lingkaran dunia hitam, yang telah 11 tahun membelenggunya.

Ya, dari usia 27 tahun musisi rock ini sudah terjerembab ke dunia penuh dosa. Seks bebas hingga narkoba sudah pernah dijajalnya. Cukup lama ia terjebak dalam gaya hidup hedonis.

Hingga pada suatu hari, sholat lima waktu menjadi jalan hidayah yang ia temukan untuk lepas dari kebiasaan lamanya.

" Sholat lima waktu menjadi pondasi yang akhirnya membuat saya bangkit dari negatif. Akan saya lakukan terus jangan sampai runtuh," tutup Berry sambil tersenyum bijak.

Beery, sang mualaf itu, begitu dalam memaknai Ramadan. Semoga Beery dan kita semua mendapat berkah Bulan Suci ini. Amin.

Laporan: Ratih Wulan

Beri Komentar