Pedagang Di Pasar Tanah Abang Jakarta (Merdeka.com)
Dream - Matahari nyaris berada tepat di atas kepala. Hari itu sedang terik-teriknya. Peluh menetes di dahi banyak pejalan kaki. Tapi para pedagang di Tanah Abang, Jakarta sama sekali tak terusik. Tetap sibuk menjajakan barang dagangannya.
Makin siang, suara makin lantang. Berteriak memanggil calon pembeli yang sesekali melintas di hadapan. Wajah-wajah mereka sekilas letih. Tapi tetap semangat. Tersimpan harapan satu dari puluhan pembeli akan mampir.
Di pinggir jalan, beberapa pemanggul hilir mudik.Di atas pundak, karung-karung berisi barang dagangan dibopong. Sangat berat. Namun para pemanggul itu seperti tak hirau. Mengangkut karung seperti layaknya plastik biasa. Jika sudah terlampau banyak, mereka gunakan lori.
Suasana ramai seperti ini bukan hal baru bagi mereka. Sudah jadi makanan sehari-hari. Apalagi di hari-hari menjelang Ramadan seperti sekarang. Geliatnya makin terasa.
Ya, bagi para pedagang di Blok A Pasar Tanah Abang, Ramadan berarti waktunya mendulang untung. Bagaimana tidak, pengunjung pusat grosir ini biasanya selalu melonjak.
Tak seperti pusat belanja lain, Tanah Abang hidup lebih dahulu. Sebelum orang-orang sampai ke 1 Ramadan, pasar ini hidup sudah ramai. Disinilah denyut nadi datangnya Bulan Suci dan Lebaran pertama kali dimulai.
****
Tanah Abang memang pusat grosir. Pembelinya kebanyakan orang yang akan berjualan kembali barang belanjaannya. Membeli tak cuma satu dua potong pakaian. Tapi berkarung-karung. Sampai-sampai ada yang sengaja membawa koper untuk menaruh barang-barang belanjaannya.
Tak cuma dari Jakarta. Orang dari berbagai penjuru daerah di Indonesia datang ke Tanah Abang. Bahkan pembeli dari negara jiran seperti Malaysia dan Singapura juga ikut bertandang.
Tengok saja Siti, Wanita separuh abad itu mengaku kerap berbelanja di Pasar Tanah Abang. Harga murah membuatnya tergoda.
" Biasa, saya habis belanja untuk Lebaran. Harganya di sini lebih murah," kata Siti saat berbincang dengan Dream.
Siti bukan pembeli sembarangan. Dompetnya selalu tebal. Sekali datang ke Tanah Abang, dia habiskan uang jutaan rupiah. Uang-uang itu berganti dengan lusinan pakaian wanita, pria, dan anak-anak. " Baju-baju ini buat dijual lagi," katanya.
Sebuah tas pakaian superbesar sudah ia siapkan dari rumah. Tas itu akan berisi barang-barang belanjaan. Dan baju-baju itu ia jual kembali dengan untung Rp 2-5 ribu per potong kepada langganannya.
" Dinaikin sedikit kalau dijual lagi," kata Siti.
Kehadiran pembeli-pembeli 'royal' seperti Siti, membuat wajah penjual Tanah menjadi ceria. Salah satunya, Ina, seorang pedagang di Blok A Pasar Tanah Abang.
Pemilik kios pakaian wanita ini menceritakan pelanggannya rata-rata memang telah menyiapkan budget khusus untuk berbelanja. Terutama menjelang Ramadan dan Lebaran. Barang yang diincar pun banyak dan dibeli dalam skala besar.
" Pembelinya sih dari Jabodetabek, tapi ada juga yang di luar daerah. Biasanya, yang membeli borongan, membeli minimal 3 pakaian. Harga eceran dan grosir pun berbeda sekitar Rp 5-10 ribu per potong," terang Ina.
Sudah dipastikan, pendapatan tokonya pun naik. Selama Ramadan, omzet toko milik Ina ini meningkat signifikan. Tapi layaknya pemilik bisnis, Ina sungkan dan menutup rapat omzetnya. " Aduh, sudah, ya, mbak. Saya mau layani pembeli dulu," kata dia seraya bergegas.
****
Begitulah kondisi Blok A Pasar Tanah Abang jelang Ramadan. Di pasar grosir yang disebut terbesar se-Asia ini, geliat puasa telah hidup lebih dahulu. Begitu pun kala Lebaran menjelang. Meski tak seramai saat Ramadan.
Geliat Tanah Abang bukan cuma pakaian. Beragam pedagang musiman tiba-tiba bermunculan. Dari penjual kurma, parcel, hingga perlengkapan sholat memenuhi jalanan. Kemacetan sudah menjadi langganan di sekitaran pasar ini saban Ramadan.
Kedua momen perayaan ini memang menjadi puncak perputaran arus uang di Tanah Abang. Bahkan 2-3 bulan sebelum bulan puasa tiba, peningkatan pengunjung sudah kentara.
" Mereka (pembeli) biasanya menyiapkan stok di daerah masing-masing," kata Heri Supriatna, Manajer Promosi Blok A Pasar Tanah Abang ketika dihubungi Dream, Selasa 31 Mei 2016.
Jelang Ramadan, pengunjung Tanah Abang biasanya membludak. Bisa sampai 15-20 persen dibandingkan bulan-bulan biasa. Alhasil, nilai transaksi pun mendadak meningkat signifikan.
" Ya pasti ada kenaikan. Cuma, berapa persentasenya ya saya tidak tahu. Tergantung masing-masing kios," kata Heri.
Sementara di luar momen Ramadan dan Lebaran, perputaran arus uang di pasar ini tak kalah mencengangkan. Dari 30 ribu pedagang di semua kawasan Pasar Tanah Abang, rata-rata transaksi per kios mencapai Rp 10 juta per hari. Dengan kata lain, rata-rata uang yang berputar di kawasan ini tiap harinya bisa mencapai Rp 300 miliar.
" Kalau rata-rata uangnya Rp 10 juta, coba dikalikan dengan 30 ribu pedagang. Bisa kebayang, kan, berapa. Pedagang bisa mengantongi omzet penjualan Rp 5-10 juta setiap harinya," kata dia.
Sayangnya, dua tahun terakhir terjadi penurunan transaksi penjualan. " Untuk dua tahun terakhir, perdagangan mereka turun drastis. Penurunannya bisa 45-50 persen," ujar Heri.
Menurunnya daya beli masyarakat diduga menjadi penyebab. Ditambah lagi akses ke Blok A dan Blok B Pasar Tanah Abang yang menjadi sulit dijangkau. Lantaran ditutup oleh Dinas Perhubungan.
Ya, Dinas Perhubungan menutup tiga akses terdekat menuju dua lokasi pusat perbelanjaan itu, yaitu U-Turn di depan Blok B Pasar Tanah Abang, akses jalan dari Wahid Hasyim, dan akses jalan dari Karet. Alhasil masyarakat semakin kesulitan menjangkaunya.
" Jadi, pengunjung harus muter dulu ke Thamrin City (menuju ke Pasar Tanah Abang). Itu ada pengaruhnya," tutup Heri.
Ramadan memang bulan barakah. Tak hanya bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa. Ramadan membawa berkah bagi semua orang. Marhaban Ya Ramadan.
(Laporan: Arie Dwi Budiawati, Puri Yuanita)
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati