Dikurung Sentimen Negatif, Bursa Syariah Rontok

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 7 Januari 2016 16:30
Dikurung Sentimen Negatif, Bursa Syariah Rontok
Di tengah koreksi dalam bursa saham, kurs rupiah justru bergera menguat.

Dream - Awan kelam menyelimuti pasar modal Indonesia. Dikurung sentimen negatif dari global dan regional, indes bursa saham syariah turun tajam di pertengahan pekan.

Rontoknya bursa saham Tiongkok ditengah kecemasan perlambatan ekonomi dan depresiasi mata uang serta anjloknya harga minyak mentah memaksa investor keluar dari lantai bursa.

Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 7 Januari 2016, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) rotok 2,515 poin (1,72%) ke level 143,358.

Indeks saham bluechips syariah, Jakarta Islamic Index (JII) bahkan anjlok lebih tajam hingga 12,841 poin (2,10%) ke level 599,382.

Kepanikan investor yang menggelar aksi jual saham mendorong 140 emiten syariah jatuh ke zona negatif. Hanya 44 emiten ISSI yang bertahan di zona hijau dan 45 lainnya melaju stagnan.

Aksi jual terlihat jelas di jajaran emiten unggulan syariah. Sebanyak 25 emiten JII berguguran dan menyisakan 3 saham bluechips syariah di zona hijau.

Transaksi perdagangan saham syariah kali ini mencapai Rp 2,73 triliun dengan 22,97 miliar efek berpindahtangan.

Saham bluechips syariah yang sukses melaju positif di tengah gelombang pelemahan adalah AKRA yang naik Rp 425, JSMR Rp 25, dan WSKT Rp 10 per saham.

Sebaliknya, saham JII yang dilanda tekanan jual hebat adalah UNVR dengan koreksi Rp 1.425, INTP Rp 800, LPPF Rp 675, UNTR Rp 500, dan SMGR Rp 400 per saham.

Gelombang lepas saham investor asing dengan nett sell Rp 461 miliar juga merontokkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks acuan BEI ini jatuh 78,534 poin (1,70%) ke level 4.530,448.

Kondisi berbeda justru melanda pasar keuangan. Sejumlah mata uang dunia bergerak menguat terhadap dollar AS, termasuk rupiah. Sore ini rupiah menguat 73 poin (0,52%) menjadi Rp 13.870 per saham.

Padahal kurs rupiah di awal perdagangan sempat tertekan dan menembus level terendah 13.973 per dollar AS.

Beri Komentar