Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Makanan Organik untuk MPASI

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 20 April 2022 11:12
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Makanan Organik untuk MPASI
Banyak yang belum mengetahui hal ini.

Dream - Label organik pada bahan makanan dianggap sebagai jaminan lebih sehat. Biasanya, para orangtua saat akan membuat makanan pendamping ASI (MPASI), lebih memilih bahan organik meskipun harganya jauh lebih mahal.

Lalu apakah sayur dan sumber protein organik pasti lebih sehat untuk anak? Dokter Meta Hanindita, spesialis anak memberikan penjelasan dalam akun Instagramnya @metahanindita.

" Makanan organik dihasilkan pertanian organik, menggunakan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan kimia seperti pestisida, penyubur dll. Penelitian menunjukkan produk makanan organik tidak lebih unggul secara signifikan dibanding konvensional dalam hal pemenuhan zat gizi makro dan mikro," ujarnya dalam video yang diunggahnya.

 

1 dari 7 halaman

Kandungan Gizinya Sama

Kandungan Gizinya Sama © Dream

Menurutnya pemberikan MPASi tidak harus berasal dari bahan organik. Kita bisa mendapatkannya dari penjual sayur yang lewat dan tak perlu repot mencari yang organik. Kunci MPASI bergizi dan sehat justru pada kebutuhan anak yang terpenuhi sesuai usia.

" Tidak harus organik. Konsumsi makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia yang bervariasi. Belum ada penelitian pada manusia yang menunjukkan bahwa makanan organik memiliki keuntungan terhadap kesehatan atau perlindungan terhadap penyakit tertentu dibanding dengan yang tidak organik," ungkap dr. Meta.

Ia juga menjelaskan dalam hal kandungan nutrisi, bahan makanan organik dan non organik tak memiliki perbedaan signifikan. Apapun bahan makanan yang diberikan pada anak, pastikan saja kandungan gizinya seimbang.

" Jika buibu pakbapak memiliki budget lebih untuk membeli makanan organik, silakan saja. Tapi jika tidak, tak perlu dipaksakan. Yang penting, terlepas dari organik tidaknya, pastikan menyajikan makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia dan bervariasi," pesan dr. Meta.

2 dari 7 halaman

Bolehkah MPASI Diberikan Sebelum Bayi 6 Bulan? Simak Penjelasan Dokter Anak

Bolehkah MPASI Diberikan Sebelum Bayi 6 Bulan? Simak Penjelasan Dokter Anak © Dream

Dream - Unggahan Shandy Aulia di Instagram soal aktivitasnya memberikan makanan pada putrinya yang berusia 4 bulan memicu kritikan keras. Shandy memberi buah avokad yang dihaluskan dengan campuran sedikit madu dan ASI.

Komentar pun bermunculan karena menurut panduan WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia, bayi baru boleh diberi makanan pendamping ASI (MPASI) setelah berusia 6 bulan. Bayi yang berusia di bawah 6 bulan, sistem pencernaannya belum tumbuh sempurna.

Unggahan Shandy

Air susu ibu (ASI) adalah yang terbaik karena kaya gizi dan aman bagi pencernaan bayi. Shandy mengungkap alasannya memberikan MPASI pada putrinya yang masih 4 bulan karena sudah berkonsultasi dengan dokter anak dan dokter gizi.

Lalu apakah diberbolehkan bayi mengonsumsi makanan di bawah 6 bulan? 

3 dari 7 halaman

Penjelasan Dokter Anak

Penjelasan Dokter Anak © Dream

dr. Meta Hanindita, Sp.A.(K) menjelaskan MPASI memang ada kondisi yang membuat bayi diperbolehkan mendapat MPASI lebih awal. Hanya atas indikasi, dan harus persetujuan dokter.

" Misalnya saja berat badan tidak naik, itu pun dilihat anak sudah siap makan atau belum. Atau berat badan turun terus, lagi-lagi harus diperiksa dulu sama dokter. Jadi semuanya atas izin dokter," ujar dr. Meta dikutip dari Fimela.com.

Ia juga mengingatkan, setelah diberikan makanan pendamping, pemberian ASI eksklusif jadi tidak optimal. Pasalnya, pemberiannya hanya ASI saja selama usia 0 hingga 6 bulan, terbukti membawa dampak jangka panjang pada kesehatan anak.

" Penelitian menyebutkan ASI eksklusif enam bulan lebih banyak manfaatnya jangka panjang dibanding 4 bulan. Kalau memang ASI masih mencukupi kebutuhan nutrisi sampai enam bulan, ya enam bulan saja," kata dr. Meta.

Jadi, jika memang ingin memberi makanan pendamping untuk bayi, tunggu hingga usianya 6 bulan. Bila ada indikasi berat badan bayi tak naik atau terus turun, segera konsultasi dengan dokter anak. Ingat, MPASI untuk bayi di bawah 6 bulan hanya boleh diberikan jika ada rekomendasi dari dokter.

Laporan Anisha Saktian/ Sumber: Fimela

4 dari 7 halaman

Duh, Menu MPASI yang Salah Bisa Picu Stunting

Duh, Menu MPASI yang Salah Bisa Picu Stunting © Dream

Dream - Masih banyak orangtua yang tak menyadari kalau anaknya mengalami masalah kekurangan gizi gizi, sampai pada level terkena stunting. Stunting sendiri adalah masalah kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Efeknya berupa gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Bukan hanya berdampak fisik tapi juga kemampuan kognitif.

Kekurangan gizi ini,, baru akan nampak setelah anak berusia 2 tahun. Salah satu satu penyebabnya adalah pemberian menu makanan pendamping ASI (MPASI) yang kurang tepat.

Hal tersebut diungkapkan dr. Agnes dalam YouTube Channel Meet Dokter Agnes, seorang spesialis anak. Menurutnya, menu saat memberikan MPASI harus memperhatikan unsur mikronutrien dan makronutrien.

" Katanya MPASI tunggal itu adalah makanan pendamping ASI yang disarankan WHO dan diberikan pada dua minggu pertama. Padahal WHO tak pernah memberikan statement seperti itu," kata dr Agnes.

5 dari 7 halaman

MPASI Tunggal

MPASI Tunggal © Dream

Makanan pendamping ASI tunggal ini contohnya hanya memberikan satu makanan tertentu saja selama dua minggu. Misalnya hanya pisang, avokad atau apel. Padahal ini tidak tepat.

" Menu MPASI, kandungan zat gizinya harus sama dengan ASI, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral," pesan dr. Agnes.

Lemak seringkali terabaikan saat pemberian MPASI. Padahal lemak sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi.

 

6 dari 7 halaman

Sumber Protein Hewani

Sumber Protein Hewani © Dream

Untuk sumber lemak dan protein, menurut dr. Agnes bisa didapatkan dari avokad atau kacang-kacangan, tapi disarankan dari sumber hewani. Seperti ikan, daging atau ayam. Ia juga menyarankan untuk memadukan menu MPASI rumahan dengan menu makanan bayi kemasan.

Pasalnya, makanan bayi kemasan sudah terfortifikasi, yaitu mendapat zat besi tambahan yang bisa memenuhi kebutuhan bayi per hari. Jadi kebutuhan zat gizi bayi terpenuhi secara optimal.

Bukan hanya vitamin dari sayuran dan buah saja, karena dianggap sehat. Tapi juga asupan protein dan zat besi yang sangat penting bagi pertumbuhan otaknya.

 

 

 

 

 

 

 

 

7 dari 7 halaman

Lihat Video dr. Agnes Selengkapnya

Lihat Video dr. Agnes Selengkapnya © Dream

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More