Pria Ini Sukses Merintis Bisnis Jutaan Dolar AS Walaupun Dropout Dari Universitas. (Foto: Mirror.co.uk)
Dream – Seorang remaja yang drop out dari universitas, Kevin Leyes, sukses menjadi pebisnis yang usahanya bernilai jutaan dolar AS. Pemuda 20 tahun ini mengaku merintis bisnis sedari remaja.
Dikutip dari Mirror.co.uk, Rabu 10 Februari 2021, Leyes merintis bisnis perhiasan bagi para urban saat usianya 17 tahun. Usaha itu dibuat saat masih belajar di kampus untuk meraih gelar teknik komputer.
Beberapa bulan kemudian, Kevin keluar dari kampus. Setahun berikutnya, dia mendirikan perusahaan lain, yaitu agensi pemasaran digital, Leyes Media.
Kini, bisnisnya meraup pendapatan sekitar US$1,2 juta per tahun. Pengusaha muda ini mempekerjakan lusinan staf. Semula bisnisnya meraup penghasilan US$1.000 (Rp139,89 juta) dalam sebulan. Kini, dia menghasilkan US$100 ribu (Rp1,4 miliar) dalam sebulan.
Bahkan, bisnis Kevin dianggap sebagai perusahaan jutaan dolar.
Kevin menilai gelar akademi tak begitu penting. Dia merasa orang tak perlu masuk kampus karena bisa merintis karier secara online.
“ Gelar universitas tidak lagi penting atau berharga seperti dulu,” kata pria asal Argentina ini.
Dia menyebut taipan bisnis seperti Elon Musk dan Mark Zuckerberg tak lagi mementingkan gelar saat mempekerjakan karyawan.
“ Tidak menjadi bagian dari universitas tidak akan membuatmu menjadi lebih bodoh, kurang berpengatahuan, atau menjadi lebih buruk. Saya banyak membaca dan berproses dalam belajar,” kata dia.
Sekadar informasi, Kevin membangun “ nama” di media sosial dengan pengikut 5,6 juta akun di Instagram dan 1,8 juta di halaman bisnis. Pria itu tinggal di Argentina karena biaya hidupnya lebih rendah daripada di Amerika Serikat meskipun tahun ini berencana pindah ke Amerika Serikat.
“ Tinggal di Argentina dengan gaji rata-rata Amerika Serikat akan memungkinkan kamu menikmati banyak kemewahan dan kamu akan dianggap sebagai jutawan,” kata dia.
Kevin menyebut ada stigma orang kaya yang tinggal di Argentina. Di sana ada pandangan bahwa orang kaya selalu berkaitan dengan hal-hal negatif, seperti perdagangan narkoba dan pekerjaan ilegal.
“ Saya selalu suka melihat uang sebagai sesuatu yang positif,” kata dia.
Kevin menggunakan uangnya untuk berinvestasi dan mendapatkan hasil yang lebih banyak. Tujuannya tak lagi untuk mencapai kebebasan finnsial. Jika tujuan itu tercapai, dia dan keluarganya bisa bepergian, merawat diri, dan menikmati hidup.
“ Saya berusia 20 tahun dan 100 persen sadar bahwa saya cukup mampu untuk terus meningkatkan jumlah (kekayaan) dan akan terus melakukannya,” kata dia.
Pengusaha ini merasa posisinya sekarang membuatnya sulit membangun hubungan dengan orang-orang yang baru. Apalagi, ada pandangan bahwa orang-orang lebih sering mendekati seseorang yang dianggap sukses dan kaya.
“ Sulit untuk membangun hubungan baru oleh orang-orang,” kata dia.
Ditambah lagi, Kevin mengatakan pengusaha berprinsip bahwa waktu adalah emas dan sumber daya yang tidak dapat digantikan. Dia pun menjadi sedikit obsesif soal waktu.
“ Menjalin hubungan itu membutuhkan banyak komitmen, kasih sayang, perhatian, terhadap orang lain. Ini adalah sesuatu yang setiap pihak harus menginvestasikan waktu agar berhasil,” kata dia.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib