Harga Bawang Putih Meroket Di Pasar Sejak Berita Virus Corona Marak. (Foto: Shutterstock)
Dream - Pemerintah akan menghentikan sementara impor beberapa komoditas dari Tiongkok terkait kekhawatiran akan penyebaran virus corona. Salah satu komoditas tersebut adalah bawang putih.
Penghentian impor bumbu dapur tersebut memicu kehebohan di masyarakat. Harga bawang putih perlahan-lahan merangkak naik.
Dikutip dari Merdeka.com, Rabu 5 Februari 2020, pedagang bawang putih di Pasar Gondangdia, Warsih, mengaku harga bawang naik sejak pemberitaan wabah virus corona marak.
“ Bawang naik, mungkin karena kemarin ramai masalah penyakit corona,” ujar Warsih kepada Merdeka.com di Jakarta.
Harga bawang putih ini meroket hingga dua kali lipat. Sebelum ada pemberitaan virus corona, harga bawang putih di pasar senilai Rp25 ribu-Rp30 ribu.
“ Sekarang bisa sampai Rp60 ribu,” kata dia.
Diakui Warsih, kini bawang putih sepi pembeli akibat dari lonjakan harga yang tinggi. " Sekarang yang belanja sepi, karena naik mas," ungkap dia.
Warsih berharap pemerintah bisa mengatasi hal ini agar masyarakat bisa membeli bawang dengan harga yang terjangkau.
Nasib yang sama juga dialami, Pur. Dia mengeluhkan tingginya kenaikan harga bawang putih. Apalagi semenjak ramai isu virus corona.
" Sekarang yang paling kelihatan pedagang bawang putih, sampai seratus persen lebih (kenaikan)," kata Pur.
Ditemui di tempat yang sama, ibu rumah tangga, Lastri, mengeluh harga bawang putih yang melonjak tinggi. Padahal, bawang putih termasuk barang kebutuhan pokok sebagai bumbu dapur.
“ Iya, nih. Mahal banget. Dari bulan Januarilah. Apalagi, bawang ini, kan, bumbu wajib,” kata dia.
Kini Lastri memilih untuk mengurangi jumlah pembelian bawang putih akibat dari kenaikan harga yang tinggi. Dia juga berharap supaya pemerintah bisa mengendalikan harga komoditas tersebut.
" Sekarang mesti diirit-irit biasanya beli bawang seminggu setengah kilo sekarang seperempat karena mahal," kata dia.
Dream - Pemerintah berencana menghentikan sementara impor dari China. Kebijakan itu diambil terkait merebaknya virus Corona di Negeri Tirai Bambu tersebut.
“ Untuk menyetop belum ada. Jadi, kami mengadakan penundaan dulu,” kata Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, dikutip dari Merdeka.com, Selasa 4 Februari 2020.
Saat ini, berbagai kementerian sedang mengkaji jenis komoditas impor yang datang dari China. Dalam rapat tersebut baru merencanakan jenis komoditas yang sekiranya bisa membawa virus corona. " Ini masih persiapan agar tidak salah sasaran produk impornya," tambah dia.
Pemerintah Indonesia akan melakukan pendataan, khususnya yang berkaitan dengan hewan hidup. " Wild animal itu sudah pasti," kata Agus.
Begitu juga dengan produk holtikultura, seperti bawang putih. Jika berpotensi membawa virus pasti akan diberhentikan. Terkait komoditas lainnya, pemerintah masih melakukan pertimbangan.
Agus memperkirakan baru besok data lengkap barang impor yang dilarang masuk. " Ini segera (diselesaikan) mungkin besok sudah komplit," ujar dia.
Kalau memang ada komoditas yang diimpor dari China tidak bisa digantikan, pemerintah akan mencari alternatif dari negara lain.
Pendataan dilakukan oleh berbagai kementerian, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai.
" Nah ini harus akurat karena pergerakannya sangat cepat dan ini butuh keputusan bersama yang akurat," kata dia.
Dream - Usai Lion Air Group, kini PT Garuda Indonesia Airlines Tbk menghentikan sementara penerbangan rute Tiongkok. Pembatalan ini menyusul peningkatan wabah virus corona dan status darurat global yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Senin 3 Februari 2020, penghentian penerbangan dari dan ke Tiongkok berlaku mulai 5 Februari 2020 pukul 00.00 hingga waktu yang akan ditentukan. Rute Tiongkok yang dihentikan sementara adalah Beijing, Shanghai, Guangzhou, Zhengzhou, dan Xi’an.
Maskapai penerbangan pelat merah ini melayani sebanyak 30 frekuensi penerbangan setiap minggunya ke Tiongkok.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan penghentian penerbangan rute Tiongkok merupakan antisipasi penyebaran virus. BUMN ini ingin mengutamakan keselamatan penerbangan, penumpang, dan awak kabin.
“ Garuda Indonesia terus memantau situasi terkini serta dan akan mengambil tindakan yang diperlukan termasuk memberikan informasi terbaru khususnya terkait tindak lanjut atas layanan operasional penerbangan,” kata Irfan di Tangerang, Banten.
Melalui penundaan sementara penerbangan ke Tiongkok tersebut, Garuda Indonesia memberlakukan kebijakan yang fleksibel terkait mekanisme reschedule dan reroute untuk layanan penerbangan dari dan menuju Tiongkok.
Irfan juga menyarankan penumpang untuk mengecek jadwal penerbangan secara berkala melalui media sosial Garuda Indonesia, terutama rute-rute yang rawan penyebaran virus corona.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai ketentuan mekanisme refund, perubahan jadwal dan reroute rute penerbangan, penumpang dapat menghubungi Call Center Garuda Indonesia (24 jam) di nomor 021-2351 9999 dan 0804 1 807 807. www.garuda-indonesia.com dan Twitter @GarudaCares.
Dream - Virus corona 2019Ncov kembali memakan korban jiwa, kali ini terjadi di Filipina. Pada Minggu 2 Februari 2020 hari ini, pihak pemerintah Filipina mengumumkan kalau ada warga China di Filipina yang meninggal dunia virus corona.
Kasus kematian pasien corona di Filipina, merupakan yang pertama terjadi di luar China. Departemen Kesehatan Filipina mengatakan laki-laki 44 tahun asal China yang berasal dari Wuhan itu dirawat pada 25 Januari lalu setelah mengalami batuk-batuk, demam, dan sakit tenggorokan.
Dia menderita pneumonia akut dan dalam beberapa hari terakhir pasien menunjukkan kondisi stabil dan ada kemajuan. Ternyata dalam 24 jam terakhir kondisi pasien terus memburuk hingga meninggal dunia.
" Ini yang pertama kali kematian terjadi di luar China," kata Rabrindra Abeyasinghe, perwakilan WHO untuk Filipina kepada wartawan.
Korban adalah kasus kedua yang tercatat di Filipina. Pejabat kesehatan Filipina membenarkan kematian pasien itu dalam jumpa pers hari ini. Filipina melaporkan kasus pertama virus corona pada Kamis pekan lalu.
Hingga kini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 304 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) secara resmi menyatakan virus corona merupakan darurat kesehatan global. Hal ini dinyatakan dalam pertemuan kedua Emergency Committee bersama dengan Direktur Jenderal WHO pada hari Kamis, 30 Januari 2020 kemarin waktu Jenewa.
Mengutip laman resminya, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mendeklarasikan, wabah virus corona 2019-nCoV merupakan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Dalam pertemuan pertamanya, WHO belum menyatakan status darurat kesehatan global. Namun, mengingat adanya peningkatan yang signifikan jumlah kasus dan negara yang melaporkan semakin bertambah, pertemuan kedua pun dilakukan. Dalam konferensi persnya, Tedros mencatat bahwa terjadi penyebaran virus yang mengkhawatirkan di luar China.
" Alasan utama deklarasi ini bukan karena apa yang terjadi di China tetapi karena apa yang terjadi di negara lain. Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi virus ini menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah serta tidak siap untuk menghadapinya" ujar Ghebreyesus.
Laporan Pandasurya/ Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik