Dunia Butuh Keuangan Syariah yang Bermoral dan Manusiawi

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 25 November 2015 11:10
Dunia Butuh Keuangan Syariah yang Bermoral dan Manusiawi
Krisis keuangan 2008-2009 dipicu model keuangan negara Barat.

Dream - Pelaku keuangan syariah diimbau untuk mengedepankan pendekatan moral dan manusiawi dalam menjalankan bisnisnya. Lewat cara ini, ekonomi dunia diperkirakan bakal lebih berkembang.

Ibrahim Turhan, anggota parlemen Turki dan mantan CEO Borsa Istanbul mengutip laman Albawaba, Rabu, 25 November 2015 mengatakan sistem keuangan syariah selama ini berbasis pada pertumbuhan aset dan bukan rekayasa keuangan.

" Pertumbuhan organik ini membuka perbedaan dengan konstruksi model utang negara Barat," katanya.

Menurut Turhan, salah satu pemicu krisis keuangan pada 2008-2009 adalah kondisi pasar yang rusak karena instrumen sekuritisasi dari perusahaan keuangan.

Model ini melibatkan utang yang seolah-olah memiliki risiko kecil karena telah dilindungi asuransi dan derivatif. " Jadi hubungan antara pengutang dan utang tak lagi langsung," katanya.

Di sisi lain, sistem keuangan syariah justru lebih banyak menggunakan instrumen yang berbasis pada aset riil. " Jadi kualitas dari instumen itu tak bisa diubah," katanya.

Menurut Turhan, model bisnis yang mempunyai kaitan langsung antara pengutang dan kreditor inilah yang menjadi pendekatan keuangan syarah.

" Bagi hasil dan berbagi risiko yang disediakan model keuangan syariah lebih aman dalam pendekatan utang dibandingkan model keuangan negara barat," ujarnya.

Lebih jauh, Turhan mengatakan keuangan syariah memiliki sisi manusiawi dan telah diakui keuangan dunia.

" Jadi yang dibutuhkan dunia adalah model keuangan Islami yang berisi moralitas dan manusiawi." pungkas Turhan.

Beri Komentar