Ekonomi Negara Muslim Kaya Ini Berantakan karena Piala Dunia

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 5 Juni 2014 13:17
Ekonomi Negara Muslim Kaya Ini Berantakan karena Piala Dunia
Qatar tengah gelisah dengan munculnya wacana pergantian tuan rumah Piala Dunia 2022. Jika batal, proyek prestisius Qatar dipastikan mandeg. Seberapa besar kerusakan ekonomi yang bisa muncul?

Dream - Pemerintah Qatar saat ini tengah gundah gulana. Maklum saja, rencana menggelar perhelatan akbar Piala Dunia 2022 tengah berada di ujung tanduk. Badan sepakbola dunia, FIFA, dikabarkan tengah meninjau ulang peunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia setelah muncul sejumlah isu miring. 

Pertumbuhan ekonomi fantastis yang dicapai Qatar bahkan dikhawatirkan akan melambat jika kehilangan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Tanda-tanda berantaknya ekonomi Qatar setidaknya sudah terlihat dari kinerja pasar saham yang turun 1,1 persen pada awal pekan ini.

Koreksi ini terjadi setelah surat kabar Inggris membeberkan apa yang disebutnya bukti korupsi dalam upaya Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia. Namun Qatar dan FIFA sebagai penyelenggara Piala Dunia membantah tuduhan tersebut.

Rencana Qatar menggelontorkan uang triliunan rupiah pun untuk membangun stadion bisa batal jika tuduhan itu terbukti dan menyebabkan FIFA mencabut hak Qatar menggelar Piala Dunia 2022. Qatar sendiri memiliki populasi penduduk hanya 2,1 juta dan tidak mempunyai alasan khusus untuk membangun stadion megah semata-mata untuk penduduknya sendiri.

Jika benar-benar terbukti terlibat skandal Piala Dunia 2022, pembangunan infrastruktur terkait, termasuk jalan dan jalur kereta api, bisa terganggu atau ditunda. Perusahaan real estate mungkin menangguhkan proyek hotel yang memiliki ribuan kamar. Qatar juga akan merugi dari sisi pariwisata.

Beruntung negara pengekspor gas alam terbesar itu masih dianggap cukup kaya untuk menghadapi situasi ekonomi yang demikian.

Khatija Haque, kepala riset di Emirates NBD menilai tidak semua rencana pembangunan infrastruktur disiapkan hanya untuk menyambut Piala Dunia 2022. Banyak proyek yang memang sengaja dibangun untuk keperluan transportasi dan logistik yang tidak berhubungan dengan even empat tahunan tersebut.

Dalam proposalnya saat mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar menyebut akan membangun atau merenovasi 12 stadion. Meski pada awal tahun ini disebutkan hanya 8 stadion yang akan dibangun atau direnovasi.

Meski saham turun, kebanyakan pebisnis di Qatar tidak menunjukkan kepanikan. Para perusahaan pengelola keuangan (fund manager) bahkan tidak khawatir seandainya Qatar batal menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Namun saham perusahaan bank dan properti menjadi korban berita skandal Piala Dunia 2022 Qatar tersebut. Kinerjanya di bursa saham mengalami kontraksi cukup besar.

Menteri Perekonomian Qatar telah mengumumkan kucuran dana pada awal tahun ini telah tersedot hingga US$ 182 miliar. Dana miliaran dolar AS itu digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, tidak termasuk sektor Migas, pada lima tahun mendatang.

Mengingat kecilnya negara Qatar, rencana itu menjadi kucuran dana infrastruktur paling ambisius dalam sejarah di kawasan Teluk. (Ism)

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More