Fakta Menggeramkan Negara Kaya Tolak Pengungsi Dunia

Reporter : Syahid Latif
Senin, 18 Juli 2016 19:39
Fakta Menggeramkan Negara Kaya Tolak Pengungsi Dunia
Enam negara menguasai 60 persen kekayaan dunia. Tapi cuma mau menerima 9 persen pengungsi dunia. Mengapa?

Dream - Ini kabar miris tentang negara kaya dunia. Meski berlimpah kekayaan dan menguasai ekonomi dunia, negara-negara kaya dunia ternyata hampir menutup mata terhadap kondisi pengungsi dunia.

Enam negara terkaya dunia yang menguasai 60 persen perekonomian di muka bumi ini ternyata hanya menampung 9 persen pengungsi dari negara konflik.

Laporan Oxfam dikutip laman theguardian, Senin, 18 Juli 2016 menyebutkan keenam negara itu yaitu Amerika Serikat, China, Jepang, Jerman, Perancis, dan Inggris saat ini menguasai 56,6 persen PDB dunia.

Namun keenam negara kaya itu hanya mau menampung sekitar 2,1 juta pengungsi atau cuma 8,9 persen dari total pengungsi yang ada di dunia.

Jerman menjadi tempat penampungan pengungsi terbesar dengan jumlah 736.740 orang. Sementara 1,4 juta lainnya ditampung di lima negara lainnya.

Chief Executive Oxfam, Mark Goldring menilai tindakan ini memalukan untuk sebuah negara kaya.

Kondisi kontras justru terjadi di negara-negara berkembang. Lebih dari separuh pengungsi tinggal di negara ini. Sebut saja Yordania, Turki, Palestina, Pakistan, Lebanon, dan Afrika Selatan. Padahal kekayaan mereka kurang dari 2 persen perekonomian dunia.

" Ini adalah tantangan terbesar bagi kita, disaat negara miskin dan masyarakat miskin ditinggalkan untuk menangung beban itu," ujar Goldring.

Dia mendesak kerja sama global untuk mendesak negara kaya dunia agar ikut berkontribusi dengan membuka pintu bagi para pengungsi serta membantu dan melindungi mereka dimanapun berada.

" Sangat memalukan melihat kenyataan satu negara kaya seperti Inggris hanya memberikan penampungan kurang dari 1 persen pengungsi," sindir Goldring.

Mengutip laporan UNHCR Global Trends 2015, lebih dari 65 juta penduduk dunia telah terusir dari tanah airnya akibat kekerasan, perang, dan pelanggaran hak asasi manusia. Ini merupakan jumlah terbesar sejak rekor baru tercipta.

Sebagian besar (40,8 juta jiwa) telah meninggalkan tanah kelahirannyadimana 21,3 juta jiwa memilih menjadi pengungsi dan 3,2 juta lainnya menunggu nasib dari negara-negara industri.

Para pengungsi seperti dari Suriah umumnya melarikan diri ke negara tetangga seperti Yordania yang menjadi penampungan bagi 2,8 juta orang (Yordanian) dan Turki 2,75 juta orang.

Oxfam juga menuding beberapa negara kaya membuat aturan ketat untuk menampung para pengungsi. Bukti nyata terlihat saat pengunsgi mengantre masuk Uni Eropa dan Turki.

Beri Komentar