Hong Kong (Foto: Shutterstock)
Dream - Hong Kong terkenal sebagai salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Dengan luas wilayah yang kecil, tak mengherankan bila harga properti di negeri berjuluk " Mutiara dari Timur" sangat mahal untuk kalangan orang biasa.
Tak hanya rumah ataupun apartemen, harga krematorium atau kuburan di Hong Kong bahkan bisa dipatok lebih tinggi dari sebuah tempat tinggal. Melansir CNN International, diketahui harga rumah kecil di Hong Kong sendiri dimulai dari US$53.000 atau sekitar Rp799 juta (kurs Rp15.083).
Sementara krematorium yang berada di bangunan 12 lantai dengan interior marmer di Shan Sum Tower, harganya jauh lebih mahal dari sebuah rumah. Krematorium mewah ini dirancang arsitek asal Jerman dan mampu menampung 23.000 orang yang sudah dikremasi.
Selain satu guci untuk unit standar, ruangan spesial bisa melayani dua guci dengan tarif mencapai US$76.000 atau sekitar Rp1,14 miliar. Sementara unit keluarga yang dapat menampung abu hingga delapan orang mencapai US$430.000 (Rp6,48 miliar).
Dengan ruang standar berukuran sekitar satu kaki kubik persegi, rumah untuk orang yang sudah meninggal di bangunan bertingkat ini relatif lebih mahal dibandingkan properti termahal di Hong Kong untuk tempat tinggal.
Contohnya saja rumah besar di area ultra eksklusif The Peak yang pada bulan Maret dijual seharga US$32.000 (Rp480 juta) per kaki persegi.
Tapi Shan Sum, yang terletak di kawasan industri tua Kwai Chung itu ternyata bukan tempat paling mahal di Hong Kong untuk orang mati.
Menurut Dewan Konsumen Hong Kong, lokasi paling mahal terketak di kompleks mirip kuil di pinggiran utara Fanling. Tempat peristirahatan terakhir itu berharga US$660.000 (Rp9,9 miliar), angka itu bahkan tidak termasuk biaya manajemen minimal US$25.000 (Rp377 juta) untuk menutupi biaya pemeliharaan dan tambahan.
Dream - Jarang ditemui masyarakat di Hong Kong yang memiliki rumah sendiri, kalau bukan dari golongan kaya. Faktor biaya membeli rumah yang mahal menjadi alasannya.
Laporan terbaru Home Attainability Index dari Urban Land Institute (ULI) Asia Pacific Center for Housing juga menyebutkan biaya rumah pribadi di Hong Kong menjadi yang termahal ke-2 se Asia Pasifik, setelah Singapura.
Tercatat hunian di Hong Kong berkisar US$1.155.760, sedangkan Singapura US$1.200.087.
Hal ini pula yang diamati Dream saat berkunjung ke Hong Kong bersama Hong Kong Tourism Board (HKTB) dan Cathay Pacific, masyarakat di Hong Kong lebih banyak menempati rumah susun dan apartemen. Tak heran jika jalanan di Hong Kong penuh dengan gedung rumah susun dan apartemen.
Dari realita itu, pemandu tur, Carolus Cui, yang merupakan asli warga Hong Kong, mengatakan, dari 7 juta penduduk, 2 juta di antaranya tinggal di rumah susun dengan subsidi dari pemerintah setempat.
Mereka akan membayar penyewaan per bulan senilai HK$1.500 (Rp3 juta) atau maksimum HK$2.000 (Rp4 juta).
" Dua juta penduduk Hong Kong tinggalnya di rumah susun. Di bawahnya pemerintah Hong Kong dapat subsidi lalu sewa uang muka juga murah," katanya beberapa waktu lalu.
Namun ada kalangan yang disebut Carolus " level kejepit" , di mana mereka bukan kalangan orang kaya tetapi penghasilannya lebih sedikit dari 2 juta penduduk yang tinggal di rumah susun tersebut. Sehingga secara penghasilan mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi dari pemerintah.
" Gaji kita enggak terlalu tinggi, enggak punya bisnis, enggak punya toko, enggak punya uang kaya sekali, juga enggak punya apartemen. Lalu kita harus sewa," katanya.
Carolus mencontohkan, biaya sewa rumah level kejepit satu bulannya bisa mencapai Hk$13.000 (Rp26 juta) dengan ukuran 35 meter.
" Beda jauh sekali rumah susun (subsidi pemerintah) dan rumah swasta," ungkapnya.
Namun jika ingin kembali menempati rumah susun bersubsidi, dengan penghasilan yang sesuai syarat atau meminta untuk dinaikkan gaji, harus mengantre selama 6 tahun untuk mendapatkan rumah susun kembali.
" Barangkali penghasilan lebih dari 5.000, tapi sudah enggak qualified ambil rumah susun. Akhirnya pengeluaran malah lebih tinggi," katanya.
Sedangkan biaya rumah di Hong Kong sekelas apartemen harganya sekitar HK$6 juta atau Rp12 miliar dengan uang muka 10 persen (Rp1,2 miliar), untuk angsuran 90 persen.
" Tapi untuk dapetin angsur 90 persen buat beli rumah, enggak gampang, perlu ada tabungan sekian, perlu ada income sekian-sekian," ungkapnya.
Jika pendapatan tidak mencapai suatu angka, maka uang muka yang dibayarkan adalah 40 persen atau sekitar Rp5 miliar. Menurutnya nominal itu sangat mahal.
" Maka banyak orang yang nggak punya rumah di Hong Kong. Kalau sewa kita nggak perlu punya tabungan yang tinggi tapi setiap bulan gaji sekian untuk biaya sewa rumah, sisanya untuk hidup di Hong Kong," ujarnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN