Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Sebutan 'neraka di dunia' sangat cocok bagi penjara Gitarama di Rwanda, Afrika Timur. Pasalnya, para napi yang tinggal di sana tidak diurus dengan baik.
Para napi itu tidak diberi makan, tidak mendapatkan tempat tidur yang layak, bahkan kapasitas penjara seharusnya diisi 400 orang ini dihuni lebih dari 6000 narapidana.
Saking banyaknya napi yang tinggal dan ruangan sangat kecil, ada yang tidur sambil duduk atau berdiri di mana pun mereka bisa. Beberapa bahkan tidur di jamban terbuka, direndam dalam kotoran manusia.
" Saya tidak mengatakan metode kami selalu menyeluruh. Tetapi sebagian besar dari orang-orang ini adalah pembunuh," kata Letkol Charles Kayonga, komandan Gitarama saat itu dilansir dari dailystar.co.uk.
Saat ini Gitarama adalah lingkungan yang sangat brutal. Dengan jumlah pasokan makanan yang sedikit setiap hari, membuat para napi saling berkelahi. Bahkan ada beberapa narapidana terpaksa memakan mayat orang mati untuk bertahan hidup.
Akibat perilaku itu membuat sebagian napi terkena beragam penyakit, salah satunya gangren di kaki dan jari kaki biasa membusuk sampai terlepas sama sekali.
" Setengah lusin orang meninggal di Gitarama setiap hari. Jika epidemi pecah, tidak ada yang tahu berapa banyak yang bisa mati," kata Brigitte Troyon dari Komite Internasional Palang Merah, yang memberikan bantuan medis ke penjara-penjara Rwanda.
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas di Gitarama pada tahun 1995. Bahkan saat ini, bau kotoran dan daging busuk dapat dideteksi hingga satu mil jauhnya.
" Kondisi di sini benar-benar tidak manusiawi," kata Troyon.
Dream - Tak dipungkiri teknologi memang semakin canggih dengan berbagai inovasi yang dikembangkan. Dunia berkembang pesat dari masa ke masa.
Perubahan itu juga sangat dirasakan dan disadari oleh pria satu ini. Dipenjara selama lebih dari 4 dekade, membuat seorang pria bernama Otis Johnson terisolir.
Ketika bebas dari bui, dia kebingungan menyaksikan perubahan dunia yang sedemikian canggih. Bahkan takjub dengan orang-orang yang berkeliaran di jalanan menggunakan headset.
Mengutip Instagram @merindink, Otis Johson dipenjara saat berusia 18 tahun karena menyerang petugas polisi.
" Otis Johnson mendekam di penjara sejak masih berusia 18 tahun karena menyerang petugas polisi," demikian dikutip dari keterangan postingan.
Berdasarkan keterangan dari Aljazeera, dia dipenjara selama 44 tahun di New York, Amerika Serikat, sejak tahun 1975. Lalu Otis resmi dibebaskan di tahun 2014, lalu.
“ Dan saat dibebaskan, ia melihat dunia yang jauh berbeda dari ingatan terakhirnya sebelum terpenjara!” lanjut keterangan postingan.
Salah satu yang membuatnya bingung dan takjub adalah penggunaan headset. Di tahun saat ia bebas, 2014, penggunaan headset yang terpasang di handphone sudah menjadi hal lumrah. Tetapi tidak untuknya.
" Hal baru bagiku, aku melihat orang-orang. Mereka bicara sendiri," ungkap Otis dalam video.
Otis mengatakan, teknologi tersebut bahkan mirip Central Intelligence Agency (CIA). Pria ini sempat berpikir, orang-orang di pinggir jalan yang menggunakan headset merupakan agen CIA.
Pemikirannya itu berkaca kembali saat masa sebelum bui, di tahun 1960-an tidak ada yang menggunakan teknologi canggih di telinga kecuali para anggota badan intelejen AS.
" Aku berpikir, apakah mereka semua agen CIA? Sepengetahuanku, hanya agen CIA berkeliaran dengan kabel di telinganya saat aku masih bebas tahun 60-70an," jelasnya.
Cerita Otis Johnson menuai banyak komentar warganet, layaknya seorang time travel, 44 tahun penjara bukanlah waktu yang singkat.
“ Sumpah ini nyiksa bgt, bakal susah beradaptasinya dari 70an ke 2000an berapa banyak hal yg berubah mana usianya udah usia² sulit dalam adaptasi kasian apalagi kalo keluarganya udah ga ada, yakin sih penjara malah kehidupan yg " normal" bagi dia,” tulis warganet.
“ Merasa jadi orang time travel,” tulis warganet.
“ Kasian si om😢, ga dimana mana org kecil selalu terdzalimi! Melihat dunia setelah 44thn serasa reinkarnasi ke abad masa depan!” tulis warganet.
“ Hbis ini dia belajar gimana cara nya tik tok an,pesbukan juga Instagram plus Whatshap an😀,” tulis warganet.
View this post on Instagram