Laura Green, Penderita Down Syndrom Yang Sukses Berbisnis (vagabom.com)
Dream - Laura Green, adalah sosok sukses pebisnis wanita di Inggris. Dialah otak di balik merek aksesoris yang tengah jadi lirikan masyarakat negeri Ratu Elizabeth.
Namun Anda akan terkejut mengetahui sosok entrepreneur wanita berusia 28 tahun. Di tengah kesuksesannya, Green selama ini ternyata seorang penderita down syndrome.
Jika Anda belum tahu, Down Syndrom adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
Namun sosok Laura seolah memupus semua anggapan miring seorang penderita keterbelakangan tersebut.
Di usia 24 tahun, Laura memutuskan merintis bisnis. " Tak ada rencana karis buatku kala di sekolah dahulu," kata Laura mengutip laman vagabomb.com, Rabu, 29 Juli 2015.
" Saya hanya ingin menghabiskan waktu sampai saya melangkah ke tingkat berikutnya dalam sistem," ujar Laura.
Saat di sekolah, pembimbing karir Laura sama sekali tak tahu harus mengusulkan profesi apa bagi seorang penderita down syndrome seperti Laura.
Lelah menunggu tiga tahun, Laura memutuskan nasibnya sendiri. Dia mulai memberanikan diri merintis bisnis dengan bantuan biaya dari Prince's Trust, lembaga penghimpun sumbangan.
Sejalan dengan ambisi masa depannya, Laura mulai belajar bisnis dan ritel selama di sekolah. Kejamnya dunia sekolah dan ketidaktahuan publik terhadap para penderita down syndrome membuat Laura memutuskan berhenti sekolah karena di-bully.
Di tahun kedua berkuliah, Laua mendapatkan kesempatan bekerja di organisasi advokasi, Halton Speak Out. Grup ini membantu anak muda untu berbicara isu-isu penting bagi kaum mereka.
Dengan bantuan Halton Speak Out, Laura pun bisa menemukan potensi dan keahliannya di bidang aksesoris fesyen. Tanpa ragu, Laura memutuskan meniti karir di jalur ini.
" Penting bagi setiap orang yang kesulitan belajar untuk mendapatkan pekerjaan. Saya kini memberikan kesempatan itu Saya telah merekrut dua orang dengan kondisi yang sama. Saya mewujudkan mimpi saya," ujarnya seperti dikutip laman BBC.
Kini penderita down syndrome itu berubah menjadi entrepreneur sibuk. Setiap hari harus terbang melalang buana ke bagian lain di dunia.
Namun langkah Laura masih belum akan berhenti. Dia masih menyimpan rencana besar dalam bisnis Serendipity-nya. (Ism)
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari