Gagal Kurangi Pejabat Eselon, Menteri PANRB Siap Pertaruhkan Jabatan

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Rabu, 30 Oktober 2019 14:39
Gagal Kurangi Pejabat Eselon, Menteri PANRB Siap Pertaruhkan Jabatan
Menteri PANRB, Tjahjo Kumolo, menargetkan perampingan organisasi dalam waktu setahun.

Dream – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Tjahjo Kumolo berjanji akan merampingkan pejabat eselon III dan IV dalam waktu satu tahun. Politisi PDI Perjuangan ini bahkan siap dicopot jika gagal mewujudkan target tersebut.

Keinginan memangkas jumlah pejabat eselon ini awalnya muncul dalam pidato Presiden Joko Widodo di acara pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019 lalu.

Kala itu, Presiden Joko Widodo menyatakn keinginannya agar pejabat di kementerian hanya diisi eselon I dan II.

" Target saya eselonisasi itu paling lama satu tahun selesai," ujar Tjahjo di Kemenpan RB, Jakarta, Rabu 30 Oktober 2019.

Meskipun targetnya setahun rampung, di depan Jokowi, mantan Menteri Dalam Negeri ini berjanji akan lebih cepat menyelesaikannya.

“ Kalau sampai setengah tahun ini nggak mampu, berarti saya gagal dan siap dicopot,” kata dia.

1 dari 3 halaman

Mengapa Dipangkas?

Tjahjo mengatakan perampingan eselon III dan IV bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. Langkah ini dimulai dari Kementerian PANRB.

“ Saya mulai dari Kemenpan RB yang bulan ini eselon III dan IV saya pangkas. Kan harus dimulai Kemenpan RB dulu,” kata dia.

Nantinya, pejabat yang mulanya menempati posisi eselon III dan IV akan menempati jabatan fungsionalis. Dia memastikan penghasilan pejabat eselon III dan IV masih sama meskipun dipindah ke jabatan yang lain.

“ Jangan sampai ada penyalahgunaan wewenang untuk memperkuat pejabat atas keputusan atas administrasi yang ada. Yang penting penerimaan eselon III dan IV tidak berkurang penghasilannya,” kata dia.

2 dari 3 halaman

Mendagri Tjahjo Tertipu Kepsek Gadungan, Sumbangan Rp10 Juta Dipakai Judi

Dream - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, ditipu seorang pria berinisial NSN. Pria yang mengaku sebagai kepala sekolah itu sempat meminta uang sebesar Rp10 juta dengan dalih membangun musala.

Pria tersebut mengaku ke Tjahjo sebagai Shintawaty Sri Utami, Kepala Sekolah SD Rejosari, Semarang, Jawa Tengah.

" Tersangka meminta sumbangan dana sebesar Rp10 juta untuk membangun musala di sekolah tersebut. Korban pun memerintahkan stafnya untuk mentransfer uang ke rekening milik NSN," kata Panit I Resmob Polda Metro Jaya, AKP Reza Pahlevi, dilaporkan merdeka.com, Rabu, 23 Januari 2019.

Mendagri: Anak Saya Juga Pilot Lion Air

 

3 dari 3 halaman

Dipakai Berjudi

Tjahjo awalnya tak curiga dengan bantuan itu. Tetapi, setelah mengecek kebenarannya, Tjahjo menemukan fakta sebaliknya.

Pihak sekolah tak pernah meminta uang senilai itu dan tidak ada pembangunan musala. Sadar menjadi korban penipuan, staf Mendagri melaporkan kejadian itu ke polisi.

 

 

Setelah penangkapan, NSN mengatakan, uang hasil penipuan itu digunakan untuk berjudi. " Pelaku menggunakan uang tersebut untuk bermain judi," ucap Reza.

(Sah, Sumber: Merdeka.com/Ronald)

 

Beri Komentar