Baju Mahal Ini Cuma Bisa Dipamerkan Di Medsos. (Foto: Oddity Central)
Dream - Awal tahun ini, pebisnis asal San Fransisco, Amerika Serikat, Richard Ma, mengeluarkan uang US$10 ribu (Rp141,48 juta) untuk sebuah busana yang dibuat oleh The Fabricant. Perusahaan ini merupakan rumah fesyen digital pertama di dunia.
Tak seperti rumah mode lain, busana itu tak pernah eksis di dunia nyata.
Dikutip dari Oddity Central, Selasa 26 November 2019, mayoritas orang tak pernah mendengar pakaian digital. Tapi beberapa ahli percaya industri ini akan berkembang suatu hari nanti.
Perusahaan ini memang sengaja membuat pakaian yang dirancang untuk digunakan sehari-hari. Rancangannya hanya berfungsi sebagai pakaian digital yang cukup dipamerkan di media sosial.
“ Begitu dunia diperkenalkan dengan media sosial, produksi pakaian meningkat secara besar-besaran. Ini semua tentang ‘realitas palsu’,” kata CEO Skandivania Carlings, Ronny Mikalsen, kepada Evening Standard.
Mikalsen mengatakan ada orang-orang yang ingin membeli sesuatu untuk sekali pakai dan tak akan memakainya kembali.
Fesyen dunia digital lahir berkat media sosial. Merek-merek populer seperti Zara perlu waktu beberapa minggu untuk mendapatkan desain baru dalam produksi dan mengikut permintaan dari konsumen muda.
Saat ingin memamerkan beberapa pakaian baru yang keren, yang harus dilakukan adalah membayar rumah mode khusus digital untuk menciptakan sesuatu. Mereka akan melapisinya di salah satu fotomu dan membuatmu seolah-olah benar-benar memakainya. Jika ingin mengunggah di foto lain, pengguna akan diberikan biaya tambahan.
Misalnya, istri Richard Ma, membeli gaun seharga US$10 ribu, Irisdescence. Gaun ini terbuat dari sutera yang berwarna perak. Dia bisa menangkap cahaya dan kelap-kelip.
Tak hanya yang harganya “ wah”, Carlings juga merilis koleksi digitalnya pada Oktober 2018. Barang termurah dijual seharga US$11 (Rp155.490). Koleksinya ludes dalam seminggu.
Mikalsen optimistis industri ini bisa berkembang baik berkat keinginan orang-orang untuk aktualisasi diri.
“ Mode digital akan menjadi bagian penting dari model bisnis masa depan. Itu tidak akan menggantikan bisnis mode, tapi menjadi bagian di dalamnya,” kata Kepala Fashion Innovation Agency di London College of Fashion, Matthew Drinkwater.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati