Ekonomi Jepang Mengalami Kontraksi Dan Resmi Melaporkan Resesi
Dream - Satu per satu negara mitra dagang Indonesia melaporkan resesi ekonomi yang melanda negaranya. Terbaru, Jepang dan Thailand melaporkan pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal (yoy) berturut-turut tahun ini.
Dengan kondisi ini, Jepang dan Thailand menyusul negara Asia lainnya yaitu Singapura dan Korea Selatan yang telah lebih dahulu mengalami resesi ekonomia.
Mengutip laman bangkokpost.com, Rabu, 19 Agustus 2020, pertumbuhan ekonomi jepang dilaporkan anjlok 7,8 persen pada April-Juni 2020. Kontraksi ini merupakan yang terparah dalam sejarah modern Jepang seiring dampak pandemik Covid-19.
Kontraksi dibandingkan kuartal sebelumnya sedikit lebih parah dari ekspektasi. Namun pelemahan ini lebih baik dibandingkan pelemahan di berbagai sektor industri.
Merujuk pada data ekonomi Jepang, kontraksi kali ini merupakan yang terparah sejak tahun 1980, selain efek brutal dari krisi keuangan dunia pada 2008 lalu.
Beberapa analis bahkan menyebut resesi ini merupakan yang terparah sejak Perang Dunia II mengingat metode perhitungan di tahun 1980 yang membuat perbandingan menjadi kompleks.
" Jatuhnya ekonomi pada April dan May di bawah kondisi darurat yang diterapkan pemerintah melebihi eksptasi. Rekor penutunan terjadi di sisi permintaan internal dan eksternal," kata chief economist dari Daiichi Life Research Institute, Yishiki Shinke dikutip dari Bangkok Post.
Secara tahunan, ekonomi Jepang mengalami kontraksi 27,8 persen dengan pelemahan dari sisi pemintaan domestik yang turun 4,8 persen dan ekspor bahan makanan dan jasa 18,5 persen.
Kondisi lebih parah dialami Thailand yang mencatat pelemahan ekonomi terparah sejak Krisis Moneter (Krismon) tahun 1998. Mengutip laman Straitstimes, Thailand melaporkan ekonomi mengalami kontraksi 12,2 persen mengutip data National Economic and Social Development Council pada Minggu, 17 Agustus 2020 lalu.
Pelemahan ekonomi Thailand ini merupakan yang terendah sejak Krismon Asia pada 1998. Namun kabar baiknya, kontraksi ekonomi ini lebih baik dari prediksi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan mencapai 13 persen.
" Kami prihatin dengan kondisi ekonomi khususnya pengangguran dan utang yang buruk dan UMKM," kata Sekjen Dewan Ekonomi Thailand Thosaporn Sirisumphand.
" Kami akan menangani 16 juta pegawai di sektor informal. Kami telah menyiapkan penanganan untuk membantu mereka."
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale