Dream - Belakangan ini, beredar surat terbuka dari mantan pejabat Kementerian Perhubungan kepada Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan. Surat tersebut mengkritik pendapat Jonan terhadap kemacetan di ruas tol yang menyebabkan kematian belasan orang pemudik.
" Saya baru kali ini dengar kemacetan menyebabkan kematian. Heran juga saya. Kalau kecelakaan menimbulkan kematian, iya. Tapi kalau macet sampai menimbulkan orang meninggal saya kira tidak ada. Mungkin meninggalnya akibat hal lain, bisa saja sudah sakit kurang sehat dan sebagainya," kata Jonan di Jakarta, Rabu 6 Juli 2016, dilansir dari Merdeka.com, Senin 11 Juli 2016.
Pernyataan inilah yang dikabarkan membuat seorang bekas Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan membuat surat terbuka kepada Jonan. Berikut ini adalah isi surat yang ditulis oleh Ir. Tunjung Si 72 ITB.
*Surat Terbuka Ir Tunjung Si 72 ITB (Mantan Dirjen Kereta Api Departemen Perhubungan) untuk Menteri Perhubungan Ignatius Jonan*
Bapak Menteri yang terhormat....
Mungkin yang terbayang dalam pikiran bapak, Tuhan tidak akan mencabut nyawa seseorang saat macet, mungkin dalam pemikiran bapak ada kontrak antara Tuhan, Malaikat maut agar tidak mencabut nyawa orang ketika mudik dan macet.
Bapak Menteri yang terhormat..
Mari kita bicara fakta....
Salah satu pemudik itu adalah om saya, pemudik dari Bekasi hendak mudik ke Boyolali, lewat Brebes, terjebak di Brebes Exit. Beliau berangkat hari Senin Malam, terlunta lunta selama 4 Hari di Jalan, Kekurangan Oksigen, Stroke, Pecah pembuluh, dan tragis, meninggal di pelukan istrinya dalam mobil travel yang sesak.
Bapak Menteri yang terhormat..
Butuh Waktu 4 Jam untuk menemukan kantor polisi terdeket dan butuh 3 jam untuk menemukan RS terdekat untuk mengevakuasi jenazah paman saya, karena Macet.
Bapak Menteri yang terhormat..
Butuh waktu satu setengah hari untuk membawa Jenazah kembali ke kampung halaman Sukabumi, dengan kondisi yang menyedihkan...dan biaya yang tidak sedikit.
Bapak menteri yang terhormat..
Kalau saya jadi anda, saya akan malu, minimal kalau tidak mundur, saya tidak akan berbicara menyakitkan,
Bapak menteri yang terhormat, Kami tidak butuh simpati anda, cukuplah anda diam dan berpikir apa benar yg sudah anda ucapkan. anda tak percaya!! ini nyata ada di Indonesia.!!"
Ternyata Surat itu....
© Dream
Menanggapi surat terbuka itu, Kementerian Perhubungan membantah Tunjung menuliskan surat terbuka itu. Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M. Djuraid, mengatakan yang bersangkutan mengaku tak pernah menuliskan surat tersebut, bahkan nama mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian bukanlah Tunjung, melainkan Tundjung Inderawan yang merupakan alumni Sipil ITB tahun 1983.
Hadi mengatakan penegasan itu didapatkan ketika dia menelepon Tundjung untuk mendapatkan klarifikasi itu.
" Melalui hubungan telepon, Pak Tundjung menegaskan bahwa dia tidak pernah menulis surat terbuka tersebut dan namanya telah dicatut," kata dia di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Dream hari ini.
Hadi melanjutkan Tundjung pun mengirimkan pesan singkat kepada Jonan. Bunyinya,
" Boss,, sorry ganggu,, fyi
Ada yg catut nama saya via WA se olah saya bikin surat terbuka unt sampeyan. Yg nyatut no 085862664... ngakunya nama TH Brahmana yg aku jg gak kenal. Ojok salah tompo yo. Suwun, salam gae klg (tundjung)."
Hadi melanjutkan surat terbuka itu menyebut salah satu korban meninggal di tengah kemacetan arus mudik adalah " om saya" atau paman Tundjung. Pihak kementerian mengatakan satu-satunya korban laki-laki yang meninggal di tengah kemacetan adalah korban berusia 17 tahun, sedangkan Tundjung berusia 62 tahun.
" Dari fakta-fakta tersebut di atas, jelaslah bahwa surat terbuka tersebut ditulis dan diedarkan oleh orang tidak bertanggung jawab dengan itikad jahat," kata dia.
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
