Indeks Syariah Diselamatkan Aksi Beli Jelang Penutupan

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 10 Maret 2016 16:18
Indeks Syariah Diselamatkan Aksi Beli Jelang Penutupan
Indeks ISSI dan JII ditutup menguat dengan kenaikan tipis

Dream - Bursa saham syariah Indonesia diselamatkan aksi beli jelang penutupan. Kenaikan tipis ini terjadi di tengah langkah pemodal asing yang berbalik menggelar aksi jual saham.

Emiten di sektor perkebunan menjadi buruan pelaku pasar. Begitu pula saham industri aneka dan perdagangan.

Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 10 Maret 2016, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) naik tipis 0,043 poin (0,03%) ke level 153,351.

Aksi perburuan saham jelang penutupan juga mengangkat indeks Jakarta Islamic Index (JII) menguat 0,820 poin (0,13%) ke level 649,180.

Sepanjang sesi perdagangan, kedua indeks acuan saham syariah ini sebetulnya mendekam di zona merah. Sentimen negatif dari aksi jual asing memaksa pelaku pasar lebih selektif berburu saham.

Investor lokal juga mulai menggelar aksi jual saham memanfaatkan sentimen negatif pasar. Alhasil, ISSI sempat terlempar ke posisi terendahnya di 151,918.

Papan perdagangan ISSI sore ini dipenuhi 96 emiten syariah yang ditutup menguat. Sementara 88 lainnya gagal keluar dari tekanan jual dan 50 emiten bertahan stagnan.

Transaksi perdagangan saham syariah mencapai Rp 4,15 triliun dengan 28,35 miliar beralihtangan. Meski relatif ramai, pemodal asing secara keseluruhan justru menggelar aksi jual dengan nett sell Rp 500 miliar.

Saham unggulan syariah menjadi motor penggerak indeks syariah. Dipimpin AALI yang menguat Rp 1.700, top gainer kali ini dihuni LPPF yang naik Rp 900, ASII Rp 200, SMGR Rp 200, da INTP Rp 175 per saham.

Sebaliknya, saham UNVR masih terkena aksi ambil untung dengan melemah Rp 750 per saham. Diikuti ITMG Rp 375, ICBP Rp 225, INCO Rp 135, dan TLKM Rp 75 per saham.

Dari pasar keuangan, kurs rupiah yang sempat bergerak melemah akhirnya ditutup menguat. Rupiah sore ini naik 60poin (0,46%) menjadi Rp 13.097 per dolar AS.

Beri Komentar