Indeks Syariah Rontok Diserang Aksi Jual

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 19 Februari 2016 16:24
Indeks Syariah Rontok Diserang Aksi Jual
Saham-saham di sektor keuangan menjadi korban aksi lepas saham investor. Asing mencatat nett sell sampai Rp 912 miliar.

Dream - Dihantam sentimen dari dalam dan luar negeri, bursa saham syariah Indonesia menyambut libur akhir pekan di zona merah.

Kondisi semakin mengkhawatirkan setelah pemodal asing menggelar aksi jual besar-besaran.

Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, 19 Januari 2016, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) rontok hingga 1,38 persen (2,080 poin) ke level 148,793.

Indeks saham bluechips syariah, Jakarta Islamic Index (JII), yang cuma disokong 3 emiten juga jatuh ke zona negatif. Indeks JII anjlok 10,361 poin (1,62%) ke level 631,056.

Tanpa ada satupun sentimen positif yang muncul ke permukaan, pelaku pasar akhirnya memilih kabur dari pasar modal Indonesia. Investor khawatir dengan keputusan OJK menahan laba yang diperoleh industri perbankan sebesar 4 persen.

Indeks ISSI tercatat sempat tergelincir hingga ke level terendah 147,874. Koreksi ini akibat turunnya harga saham dari 120 emiten syariah dan 54 lainnya bertahan stagnan.

Transaksi jual saham membuat papan perdagangan ISSI mencetak nilai signifian. Dengan 44,36 miliar saham beralihtangan, transaksi saham syariah kali ini mencapai Rp 4,25 triliun.

Jelang libur akhir pekan hanya 47 emiten syariah yang berhasil masuk teritori positif.

Saham-saham di sektor keuangan mengalami tekanan jual paling besar usai terkoreksi hingga 3,33 persen. Disusul emiten infrastruktur 2,85 persen, industri dasar 2,78 persen, dan industri aneka 1,90 persen.

Lompatan harga saham UNVR berhasil mendorong indeks sektor barang konsumsi menguat sendirian di zona hijau.

Tiga saham syariah yang sukses ditutup menguat adalah UNVR yang melonjak Rp 1.075, AALI Rp 25, dan SSMS Rp 5 per saham.

Sebaliknya, top losser saham ISSI dihuni emiten INTP yang anjlok Rp 800. Diikuti LPPF Rp 500, SMGR Rp 300, JSMR dan UNTR masing-masing Rp 200 per saham.

Dengan kondisi bursa regional yang berguguran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tak kuasa melawan tekanan jual. IHSG ambruk 81,234 poin (1,70%) ke level 4.697,560.

Koreksi IHSG ini salah satunya dipicu aksi jual besar-besar investor asing yang mencapai Rp 912,4 miliar.

Anjloknya indeks saham Indonesia ikut menjalar ke pasar keuangan. Kurs rupiah yang sempat menguat harud ditutup melemah tipis 2 poin (0,01%) menjadi 13.504 per dolar AS.

Beri Komentar