Indonesia Jajaki Peluang Bisnis dengan Tajikistan

Reporter : Maulana Kautsar
Minggu, 6 Maret 2016 17:33
Indonesia Jajaki Peluang Bisnis dengan Tajikistan
Menteri Luar Negeri dari kedua negara bertemu di sela perhelatan KTT Luar Biasa OKI

Dream - Jelang dibukanya Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (KTT-LB OKI) pemerintah Indonesia terus menjajaki kerjasama bilateral dengan beberapa negara.

Usai menjajaki hubungan bilateral dengan Gambia, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali bertemu dengan Menlu Tajikistan Aslov Sirodijin Muridinovich. Selain membahas mengenai kemerdekaan Palestina, perbincangan bilateral dua negara juga membahas mengenai masalah ekonomi dan pertahanan.

Menurut Retno, pemerintah ingin menjalin hubungan diplomatis demi peningkatkan peran ekspor produk khas Indonesia ke Tajikistan. Sebab, selama dua tahun relasi dagang dengan Tajikistan, pemerintah Indonesia mendapatkan respon positif.

" Di tahun 2014 Indonesia mendapatkan surplus US$65,1 ribu (Rp846 juta). Adapun di tahun lalu, Indonesia mendapatkan surplus US$ 516,7 ribu (Rp6,7 miliar)," kata Retno, Minggu, 6 Maret, 2016.

Menurut Retno, Indonesia memang tengah mencari pasar guna memasarkan produk-produk yang belum terpasarkan di Tajikistan.

" Kami ingin mencari celah peluang untuk produk Indonesia khususnya produk tekstil, furnitur, elektronik, teh, dan produk kulit," ujar dia.

Selain mendorong adanya penguatan ekonomi kedua negara, perbincangan Indonesia-Tajikistan juga ingin merumuskan kerja sama baru di bidang keamanan. Kedua negara ingin mencegah adanya jaringan kejahatan transnasional.

" Kami ingin meningkatkan kerja sama dalam mengatasi tantangan bersama khususnya pada kejahatan transnasional, misalnya terorisme, narkoba, dan lain-lain," ujar dia.

Selain mengekspor, Indonesia juga mengimpor beberapa kekayaan alam alam Tajikistan. Dalam catatan yang ada, impor utama Indonesia dari Tajikistan ialah padi dan seng (zinc).

Beri Komentar