BKSAP Tegaskan Konsistensi Parlemen OKI dalam Mendukung Palestina dan Reformasi Internal

Reporter : Hevy Zil Umami
Selasa, 13 Mei 2025 12:22
BKSAP Tegaskan Konsistensi Parlemen OKI dalam Mendukung Palestina dan Reformasi Internal
Melalui pertemuan ini, PUIC menegaskan kembali posisinya sebagai wadah penting dalam memperkuat solidaritas umat Islam, baik dalam menghadapi tantangan global seperti krisis Palestina.

Jakarta, 13 Mei 2025 – Komitmen parlemen negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina kembali ditegaskan dalam pertemuan Komite Eksekutif Persatuan Parlemen OKI (PUIC) yang berlangsung pada Senin (12/5). Pertemuan penting ini dihadiri oleh 11 dari total 15 anggota komite, yang dinyatakan telah memenuhi kuorum untuk membahas agenda strategis organisasi.

 

1 dari 1 halaman

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan bahwa pertemuan tersebut mencakup berbagai isu penting yang dibahas dalam empat komite tetap PUIC, yakni politik, ekonomi, kebudayaan, dan hukum. Namun, isu Palestina menjadi sorotan utama dan menjadi pembahasan yang paling menonjol.

“ Alhamdulillah, kuorum tercapai. Kami langsung membahas seluruh agenda PUIC, termasuk empat standing committee. Namun yang paling menonjol adalah komitmen kita bersama untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan mengutuk kekejaman zionis Israel,” ujar Mardani di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Mardani menambahkan bahwa perwakilan dari negara-negara besar seperti Iran dan Arab Saudi turut menegaskan urgensi solidaritas nyata terhadap rakyat Palestina, khususnya di tengah situasi kemanusiaan yang semakin memprihatinkan.

“ Ini adalah momen yang sangat menentukan bagi saudara-saudara kita di Palestina. Kita harus hadir, kita harus bergerak, dan menunjukkan dukungan nyata,” ungkapnya.

Lebih jauh, Mardani juga menggarisbawahi perlunya negara-negara anggota OKI untuk memperkuat internal mereka. Menurutnya, perjuangan eksternal seperti membela Palestina harus dibarengi dengan pembenahan di dalam negeri masing-masing, terutama dalam membangun sistem pemerintahan yang bersih dan institusi yang tangguh.

Ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “ Ibda’ binafsik” atau “ mulailah dari dirimu sendiri”, sebagai prinsip dasar yang harus dijalankan oleh negara-negara anggota OKI.

“ Kita tidak bisa terus menyalahkan pihak luar seperti Amerika atau Eropa, jika kita sendiri belum berbenah. Yang harus kita bangun terlebih dahulu adalah tata kelola pemerintahan yang baik, lembaga yang kuat, bebas korupsi, dan benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat,” jelas politisi dari Fraksi PKS ini.

Ia juga menyoroti bahwa mayoritas negara anggota OKI merupakan negara berkembang yang memiliki potensi besar. Dengan reformasi kelembagaan yang tepat, negara-negara ini bisa berkembang menjadi kekuatan global yang mampu berkontribusi secara kolektif di tingkat dunia.

Pertemuan PUIC ini tidak hanya menjadi ajang pembahasan isu global seperti Palestina, tetapi juga forum strategis untuk pertukaran gagasan dan pengalaman antarparlemen negara-negara Islam. Diskusi dalam komite-komite tetap akan dilanjutkan keesokan harinya guna merumuskan kebijakan bersama yang konkret dan aplikatif.

Melalui pertemuan ini, PUIC menegaskan kembali posisinya sebagai wadah penting dalam memperkuat solidaritas umat Islam, baik dalam menghadapi tantangan global seperti krisis Palestina, maupun dalam memperbaiki kualitas pemerintahan dan institusi di negara-negara anggotanya.

“ Dengan kolaborasi dan tekad bersama, kita bisa mendorong kemajuan umat dan membawa pengaruh positif dalam kancah internasional,” tutup Mardani.

Beri Komentar